Mosul – Usai kekalahan yang diderita oleh kelompok teroris internasional ISIS, muncul serentetan cerita haru dari para warga tentang perjuangan mereka selama berada di bawah kendali bengis kelompok ISIS. Salah satu yang sedang ramai menjadi perbincangan adalah kisah seorang polisi Irak yang harus menyamar sebagai perempuan, dengan mengenakan Niqab, pakaian yang menutupi seluruh badan kecuali mata, demi menghindar dari kekejian kelompok pimpinan Abu Bakar al Baghdadi ini.
Abu Alawi, nama polisi itu, mengaku terpaksa menyamar menjadi perempuan agar terbebas dari keganasan ISIS. Kelompok ini, sejak kedatangannya di kota Hammam al-Alil 2,5 tahun lalu, diketahui mengincar aparat polisi dan militer untuk dihabisi. Hal pertama yang dilakukan ISIS di kota itu adalah mengumpulkan para polisi dan militer. di hadapan para aparat Negara ini, ISIS membunuh perwira tinggi mereka. Hal ini sekaligus dimaksudkan sebagai peringatan agar jangan berani-berani melawan ISIS.
Abu Alawi berhasil menghindar dari pencarian ISIS, sehingga ia tidak ikut dalam barisan polisi yang dikumpulkan ISIS. Awalnya ia memilih bersembunyi di dalam rumah, ia juga beberapa kali bersembunyi di dalam lubang yang ia gali di pekarangan rumahnya. Namun melihat kondisi, ia mulai yakin harus bersembunyi dengan cara lain. Akhirnya, pria paruh baya ini pun memutuskan untuk berdandan laiknya perempuan.
Wajahnya yang berkumis ia tutupi dengan cadar, dengan penyamarannya ini ia pindah ke tempat lain; ke tempat yang dirasanya lebih aman. “Beberapa kali mereka begitu dekat dengan saya dan saya sangat takut,” ujarnya seperti dikutip dari Tribunnews, Selasa (24/01/17). “Saya pikir suatu saat saya akan diperiksa dan ketahuan,” tambahnya.
Alawi nyatanya bukan satu-satunya polisi yang terpaksa menyamar menjadi perempuan. Di bawah kekuasaan ISIS, hidup polisi –dan banyak warga lainnya—begitu terancam. ISIS sangat kejam dan tidak segan membunuh siapa saja yang tidak mereka sukai.