Dari Cirebon untuk Indonesia: Desa Siap Siaga Jadi Model “Perang” Melawan Radikalisme dari Akar Rumput

Cirebon – Empat desa di Kecamatan Jamblang menjadi contoh nyata bagaimana pencegahan radikalisme dimulai dari akar rumput. Empat desa tersebut—Orimalang, Wangunharja, Sitiwinangun, dan Jamblang—menjadi percontohan pencegahan radikalisme berbasis kolaborasi desa.

Hal itu ditegaskan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Eddy Hartono saat kunjungan ke empat Desa Siap Siaga di Kecamatan Jamblang, Kabupaten Cirebon, Senin (11/8/2025).  Eddy memuji kolaborasi warga, pemerintah, dan kementerian yang menggabungkan penguatan ekonomi lokal dengan upaya deradikalisasi berbasis desa.

Dalam dialog bersama warga, Kepala BNPT mengatakan bahwa upaya membangun ketahanan masyarakat sebaiknya dimulai dari desa. Menurutnya, desa memiliki posisi strategis sebagai fondasi untuk memperkuat daya tangkal terhadap paham radikal, sekaligus meningkatkan kesejahteraan.

“Ini sejalan dengan Asta Cita Presiden yang dituangkan dalam RPJMN 2025–2029. Salah satu fokusnya adalah bergerak dari desa untuk membangun kesejahteraan dan pencegahan. Di sinilah kita berkolaborasi menciptakan desa yang memiliki ketahanan, daya cegah, dan daya tangkal,” ujarnya.

Kunjungan tersebut juga menyoroti sinergi lintas kementerian dalam mendukung Desa Siap Siaga. Misalnya, di Desa Sitiwinangun, BNPT bersama Kementerian Perikanan mengembangkan budidaya ikan sistem bioflok. Selain itu, kerajinan gerabah khas setempat yang telah diwariskan secara turun-temurun turut didorong sebagai penggerak ekonomi lokal.

“Kami berharap potensi desa ini berkembang. Bukan hanya perikanan, tapi juga kerajinan lokal seperti gerabah yang perlu terus dikembangkan,” kata Eddy saat meninjau lokasi bioflok.

Di Kecamatan Jamblang, program ini juga memberi peluang bagi mitra deradikalisasi untuk membangun usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Melalui pembinaan kewirausahaan, mereka diarahkan agar bisa mandiri dan sejahtera.

“Kami berterima kasih kepada semua pihak yang berkolaborasi mengembangkan UMKM bagi mitra deradikalisasi. Usaha ini membutuhkan kesungguhan, dan kami berharap mereka bisa berhasil,” ucapnya.

Eddy turut membagikan kisah sukses mitra deradikalisasi dari berbagai daerah, mulai dari usaha pertanian di Palembang, produksi jahe di Temanggung, hingga jasa perbaikan AC di Makassar, sebagai inspirasi bagi warga setempat.

Program Desa Siap Siaga sendiri dimulai pada 2023 di lima desa/kelurahan di lima provinsi: Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Lampung, dan NTB. Tahun berikutnya, cakupan meluas ke 50 desa/kelurahan di lima provinsi, termasuk Jawa Tengah. Pada 2025, fokus pengembangan diarahkan ke dua provinsi, yakni Banten dan Jawa Barat, dengan Cirebon sebagai salah satu lokasi unggulan.

Dengan pendekatan kolaboratif ini, BNPT optimistis Desa Siap Siaga dapat melahirkan komunitas tangguh yang tidak hanya mampu mencegah radikalisme, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan melalui penguatan ekonomi lokal.