Banda Aceh – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) tak henti membuat terobosan dalam upaya pencegahan terorisme, salah satunya melalui lomba video pendek yang menjadikan pelajar sebagai peserta. Langkah ini mendapatkan apresiasi dari berbagai kalangan, mulai dari akdemisi, politisi, usahawan, hingga artis.
Apresiasi terbaru disampaikan oleh aktor kawakan Tio Pakusadewo. Bertolak belakang dengan peran antagonis yang sering dimainkannya, Tio ternyata memiliki nasionalisme yang tinggi. Dia menilai lomba video pendek BNPT adalah pilihan tepat untuk menggandeng pemuda dalam pencegahan terorisme sesuai dengan usianya.
“Menurut saya ini langkah yang luar biasa, karena BNPT melakukan komunikasi (dalam rangka pencegahan terorisme) kepada anak muda dengan cara yang segar,” kata Tio saat menjadi narasumber dalam kegiatan Workshop BNPT Video Festival di Kota Banda Aceh, Aceh, Rabu (7/6/2017).
Melalui film atau video pendek, Tio berpendapat nilai nasionalisme dan patriotisme dapat diajarkan dan dicerna dengan mudah oleh pelajar. Dalam konteks Aceh, aktor pemeran Soekarno di film “Pantja Sila: Cita-Cita & Realita” tersebut menilai banyak hal yang bisa diangkat ke dalam film bertemakan nasionalisme.
“Aceh merupakan daerah yang memiliki segudang kearifan (lokal) yang bisa menjadi teladan bagi masyaralat luas. Keteladanan dapat diberikan di berbagai aspek kehidupan dan lingkungan, seperti keluarga, sekolah dan masyarakat,” ujar pria bernama asli Irwan Susetyo Pakusadewo ini.
Belum lama ini apresiasi atas inovasi pencegahan terorisme yang dilakukan BNPT juga diberikan oleh usahawan, tepatnya jaringan biokop Cinema 21. Film berjudul “Kain” karya peserta lomba video pendek BNPT 2016 ditayangkan di 800 biokop se-Indonesia. “Kain” adalah karya siswa SMA Negeri 11 Bandung.
“Film Kain yang dibuat teman-teman kalian mendapatkan kesempatan diputar di Cinema 21, serentak sejak awal bulan ini hingga dua minggu ke depan. Tahun depan semoga karya pelajar dari Aceh yang bisa diputar di bioskop nasional,” kata Kepala Sub Direktorat Pemberdayaan Masyarakat BNPT, Dr. Hj. Andi Intang Dulung, M.H.I., dalam sambutan pembukaannya.
Andi menambahkan, lomba video pendek BNPT tahun 2017 mengambil tema “Di Bawah Sang Merah putih”. “Melalui tema ini pelajar bisa ikut membantu bangsa mencegah gerakan yang berusaha merongrong persatuan dan kesatuan bangsa, yaitu terorisme,” tambahnya.
Akademisi dari UIN Ar-Raniry, Banda Aceh, Prof. Drs. Yusni Sabi, Ph,D., menyebut lomba video pendek yang digelar BNPT adalah wujud budaya, kesenian dan kearifan lokal. Film dan video adalah sarana yang paling mudah diterima masyarakat, tak terkecuali di Aceh, untuk mensosialisasikan bahaya paham radikal terorisme.
“Banyak video atau film lokal Aceh yang mengangkat tema kearifan lokal, bercerita tentang nasionalisme dari sudut padang terdekat. Jika ini terus dipupuk, maka kedamaian akan tercipta, terorisme bisa dicegah,” ungkap Yusni.
Yusni yang juga menjabat sebagai Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Aceh, berharap pelajar yang hadir bisa mengambil manfaat atyas kehadirannya dalam kegiatan. “Tahun lalu ada karya pelajar Aceh yang lolos ke tingkat nasional. Tahun ini semoga akan lebih banyak,” pungkasnya. [shk/shk]