Dalami Masjid Terpapar Radikalisme, Polri Lakukan Pemetaan dan Profiling ke Daerah

Jakarta – Pernyataan Badan Intelijen Negara (BIN) tentang 41 dari 100 masjid di lembaga pemerintah, kementerian, dan BUMN terpapar radikalisme, membuat kepolisian Republik Indonesia (Polri) langsung bergerak melakukan maping (pemetaan) dan profiling masjid-masjid di daerah yang diduga terpapar radikalisme.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan pihak kepolisian telah mengidentifikasi sejumlah mesjid di beberapa daerah yang pengajiannya berbau paham radikal. Masyakat dihimbau agar menyeleksi dan menyaring ceramah-ceramah yang disampaikan da’i.

“Polri melaksanakan beberapa kegiatan maping, kemudian memprofile masjid jadi tempat yang berpotensi terpapar oleh paham radikalisme,” kata Dedi di Mabes Polri, Jakarta, Senin (26/11/2018).

Dalam penanggulangan gerakan paham radikal di masjid-masjid tersebut, Polri bekerja sama dengan institusi terkait seperti Kementerian Agama dan pemerintah daerah. Mereka juga turun langsung ke daerah yang berpotensi terpapar radikalisme.

“Di sana kami melakukan edukasi pencerahan dan sosialisasi bahaya radikalisme. Masyarakat dihimbau untuk menyeleksi paham yang bertentangan dengan ideologi Pancasila dan NKRI. Kita tidak mau bangsa Indonesia runtuh atau tercerai berai,” ujar dia.

Selain itu, Polri bersama BIN telah memetakan daerah-daerah yang terpapar paham radikalisme. Ada beberapa daerah Kabupaten dan Kota yang paling banyak terpapar paham radikalisme. Namun ia tidak menjelaskan lebih rinci daerah mana saja.

“Polri sudah masuk ke wilayah itu bersama rekan-rekan dari TNI. Baik dari tingkat Polsek, Koramil, Kodim, Polres juga melakukan pendekatan dengan seluruh tokoh informal untuk memberikan pencerahan tentang bahaya radikalisme,” ungkapnya.