Makin maraknya pengaruh radikalisme terorisme di kalangan kaum muda membuat miris para dai muda. Para dai yang sehari-hari berhadapan dengan umat ini merasa bahaya dan efek yang bakal ditimbulkan paham radikal akan membesar jika tidak diantisipasi sejak dini.
Sekjen Forum Komunikasi Dai Muda Indonesia (FKDMI), Nur Huda, bahkan menyebut penyebaran gagasan radikal dan terorisme mulai merambah kaum muda terdidik. Dari beberapa fakta yang terungkap sangat mengejutkan karena kalangan terdidik, mahasiswa dan alumnus perguruan tinggi, tertarik dan terlibat jaring terorisme.
“Ini memprihatinkan sekaligus membahayakan masa depan depan Indonesia dan Islam, kaum terdidik yang semestinya ikut mencerahkan masyarakat malah ikut terperosok dan terjerumus aksi kekerasan agama (terorisme),” ujar Huda sesaat sebelum acara dimulai, Selasa (20/10/2015).
Karena itu FKDMI bertekad untuk membentengi umat dari pengaruh paham-paham radikal dan terorisme tersebut. Dia yakin dengan bersatunya para dai dalam membendung paham radikal, kehancuran bangsa akibat terorisme dapat dihindari.
Sebagaimana diketahui radikalisme dan terorisme menjadi momok dan ancaman serius bagi dunia belakangan dekade ini. Terorisme telah terbuki merusak sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Ironisnya, terorisme dan radikalisme yang terjadi di Indonesia identik dengan penggunaan simbol-simbol agama (Islam). Terorisme pun merusak citra Islam sebagai agama yang rahmatan lil ‘alamin.
“Tidak ada alasan bagi FKDMI untuk tidak ikut ambil bagian dalam mencegah perkembangan paham radikal teroris di Indonesia, karena kami juga punya tanggung jawab terhadap agama yang kami yakini (Islam) dan negara yang kami cintai Indonesia,” pungkas Huda.
Bersama cegah terorisme!