Masyarakat sebagai entitas luhur, memiliki nilai-nilai, kebiasaaan, adat istiadat yang khas, watak kemurnian sebuah budaya, sangat dipengruhi dengan alam berpikir, cara berpikir, Silih Asih dan Silih Asuh. Ketiga filosofi tersebut merupakan filsafat hidup yang di pegang penduduk asli Jawa barat. Dan kebudayaan Jawa Barat lebih kita kenal sebagai Sunda yang ber ibukota di Bandung maksud dan arti filosofi tersebut adalah menimbulkan sifat dan sikap untuk untuk saling mengasuh , saling mengasihi dan saling berbagi pengetahuan dan pengalaman antar sesama. Masyarakat Jawa Barat memiliki keluhuran akal budi yang di landasi oleh filsafat tersebut.
Dalam sambutan pembukaan nya Kol Inf Dadang Hendrayudha menyatakan, khasanah budaya dan kearifan lokan merupan sebuah kekuatan, sebuah modal dalam mencegah masuk nya paham radikal dan terorisme di masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Maraknya wacana dan aksi radikal terorisme di dunia maya dan di masyarakat, sangat mengganggu tatanan masyarakat, kelompok radikal terorisme dengan mengatasnamakan agama, menggunakan jargon-jargon agama, ayat-ayat agama disittir berdasarkan pemahaman dan kepentingan kelompok radikal, kelompok radikal dalam propaganda nya tidak segan-segan mengkafirkan, menyalahkan dan menuding siapa pun dan kelompok manapun yang tidak sejalan dan sepaham dengan pemikirannya, kekerasan yang ditampilkan dalam bentuk wacana dan tindakan jelas ini sangat merusak tantanan dan harmonisasi budaya, harmonisasi nilai, harmonisasi interaksi antar individu,
Sebuah budaya akan melahirkan ekspresi, sebuah ekspresi masyarakat akan melahirkan ekspresi individu penduduknya, Dialog Pencegahan Paham radikal dan terorisme dan ISIS yangdilaksanakan di gedung sabuga ITB bandung Jawa barat merupakan upaya memberikan antybody masyarakat, memberikan anti terhadap masuknya paham radikal terorisme, pagelaran budaya sunda ditampilkan dalam acara ini sebagai upaya menginjeksi atau memberikan vitamin anti body bagi masyarakat dijawabarat akan bahaya pemikiran dan paham radikal terorisme,
Tidak ada sebuah budaya yang seragam dan tidak ada budaya yang sama, kelompok radikal terorisme mencoba merusak tatanan Sunatullah dengan hendak membuat keseragaman, padahal jelas bahwa keberagaman adalah sebuah keniscayaan, keberagaman adalah sebuah kekuatan, keberagaman adalah untuk saling mengenal saling asah, saling asih saling asuh seperti yang termaktub dalam Al Quran
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan menjadikan berbangsa-bangsa,dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orng yg paling mulia di antaramu disisi Allah ialah orng yg paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha mengenal.”(Q.S al hujuraat: 13)
Yaa berbeda, berbangsa bangsa, bersuku suku, untuk saling mengenal bukan untuk saling mengkafirkan apalagi untuk Saling membunuh dengan mengatasnamakan agama, Semoga dialog ini dapat memberikan pencerahan bagi Pemuda dan Pelajar bahwa Radikal terorisme apapun bentuknya harus dicegah, mari bangkitkan budaya Nusantara sebagai kekuatan Bangsa dalam mencegah radikal terorisme .