Jakarta – Beberapa waktu yang lalu, ramai menjadi perbincangan publik terkait adanya beberapa perguruan tinggi terkenal mulai tersusupi ideologi radikalisme. Publik seakan dibuat tidak percaya bahwa kampus yang menjadi tempat untuk mencetak kader – kader terbaik bangsa telah tersusupi oleh virus ideologi radikalisme. Untuk itu diperlukan peran serta masyarakat untuk ikut menangkal paham rersebut
Hal tersebut dikatakan Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigjen Pol. Ir. Hamli, ME saat memaparkan fenomena dan potensi ideologi radikalisme dihadapan 40 Civil Society Organisations (CSO) di Hotel Millenium, Jakarta, Kamis, (04/7/2018)
“Seluruh elemen bangsa termasuk CSO.diharapkan dapat ikut bergerak bersama dalam upaya pencegahan ideologi radikalisme di masyarakat terutama di limgkungan perguruan tinggi, karena pemerintah dalam hal ini BNPT tidak bisa bergerak sendiri untuk menangkal paham tersebut,” ujar Brigjen Pol Hamli .
Mantan Kabid Pencegahan Detasemen Khusus (Densus) 88/Anti Teror Polri ini mengatakan bahwa sejak dirinya menjadi mahasiswa di sebuah perguruan tinggi di Jawa Timur telah menemukan adanya gerakan ideologi radikalisme. Nnamun pada waktu itu gerakannya masih terbatas, belum semassif pasca reformasi.
“Persoalan ideologi radikalisme telah saya temukan sejak tahun 1982 disebuah perguruan tinggi Jawa Timur, namun baru sekarang orang-orang menyadari akan bahaya ideologi radikalisme,” kata alumni Sepamilsuk ABRI tahun 1989 ini menjelaskan.
Alumni Teknik Kimia ITS ini melanjutkan, dalam menyelesaikan persoalan radikalisme ini juga dibutuhkan sinergitas yang kuat dengan semua elemen bangsa, termasuk bagaimana CSO dapat berperan aktif dalam upaya pencegahan ideologi radikalisme.
“Kami berharap dengan adanya pertemuan dengan teman-teman CSO ini akan terjadi kesepahaman dan dapat bersama-sama mencari solusi guna memberantas ideologi radikalisme di masyarakat dan terkhusus di lingkungan kampus,” ujar ahli peneliti bom ini.