Jember – Komitmen mendampingi masyarakat namun tetap luwes mengikuti
perkembangan teknologi membawa SMK Perikanan dan Kelautan Puger
dipercaya di berbagai instansi pemerintah hingga industri. Fondasi
kokoh kepada siswanya juga tak perlu diragukan lagi.
Salah satunya dengan membumikan nilai-nilai Pancasila melalui kegiatan
mencium telapak kaki ibu. Telapak kaki ibu jadi awal menempa diri
siswa SMK Perikanan dan Kelautan Puger. Selain itu, mengenal siapa
saya, Tuhan, alam semesta, juga nilai-nilai Pancasila. SMK Perikanan
dan Kelautan Puger menyimpan cita seluas samudera bagi anak negeri.
SMK Perikanan dan Kelautan Puger ini menjadi sekolah pusat keunggulan
yang sudah berdedikasi sejak 24 tahun silam. Meluluskan ribuan alumni
hebat, tersebar dalam berbagai penjuru tanah air dan dunia.
Siswa SMK Perikanan dan Kelautan Puger selalu ada acara meminta maaf
dan memohon restu kepada orang tuanya.
Melalui produk dan terobosannya, jurusan Teknik Konstruksi Kapal,
Agribisnis Perikanan Payau dan Laut, Agribisnis Pengolahan Hasil
Perikanan, Nautika Kapal Penangkap Ikan, serta Teknika Kapal Penangkap
Ikan, telah sukses membawa nama Jember bahkan Indonesia di tengah
perbincangan masyarakat dunia.
Fondasi dasar yang dibangun untuk siswa baru begitu inspiratif. Di
awal, mereka belum memutuskan pilihan jurusan hingga mendapatkan
kemantapan hati mengenal kapasitasnya.
Selama satu bulan, sejak 20 Juli hingga 23 Agustus nanti, 128 siswa
baru digembleng fisik dan mentalnya untuk mendapatkan satu makna
penting tentang dirinya. Termasuk memulai penempaan dengan membasuh
telapak kaki ibu demi restu dan rida Sang Ilahi.
“Wujud rasa terima kasih, hormat, dan rasa bersalah atas kesalahan
masa lalu anak. Semua direfleksikan agar tumbuh kesadaran siapa dia,
siapakah seorang anak itu,” kata Kuntjoro Basuki, Kepala SMK Perikanan
dan Kelautan Puger.
Sejak siswa telah mengenal diri dan potensinya, kata dia, optimismenya
akan tumbuh.
Di akhir masa Implementasi Penguatan Profil Pelajar Pancasila, ratusan
santri taruna angkatan XXIV dari Jember, Depok, NTB, dan daerah Tapal
Kuda lainnya akan diajak napak tilas.
Kegiatan napak tilas ini tak lain untuk mengenang pahlawan nasional,
KH R As’ad Syamsul Arifin. Perjalanan ditempuh sejauh 60 kilometer dan
dilakukan selama dua hari.
Memaknai perjuangan yang memang harus berdarah-darah. Ditutup dengan
melihat lebih dekat profesi yang akan dijalani nanti melalui kunjungan
industri.
“Maknanya, nilai-nilai Pancasila bisa terbumikan. Sebab, menanamkan
nilai Pancasila bukan semata materi pelajaran, tapi harus dirasakan,”
ucapnya