Bogor – Ada yang berbeda dengan kantor Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Selasa (15/3/2016). Kalau biasanya suasana kantor relatif sepi, kali ini penuh dengan para muda dari berbagai negara di dunia peserta International Youth Conference on Countering Terorism yang digagas oleh Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM). Mereka adalah perwakilan dari 52 negara peserta yang berkumpul untuk menyatukan visi dan misi dalam pencegahan terorisme di level global.
Kehadiran mereka disambut beberapa pejabat BNPT dalam upacara sederhana di Aula Kedeputian II BNPT. Mewakili BNPT Direktur Pencegahan Kedeputian I BNPT Brigjen Pol Drs. Hamidin menyambut para peserta dengan memberikan paparan tentang berbagai hal terkait terorisme di Indonesia dan juga luar negeri, serta kebijakan dan langkah pencegahan yang telah dan akan dilakukan BNPT.
“Terorisme di Indonesia sudah ada sejak jaman penjajahan dulu. Saat itu tahun 1949, Indonesia sudah diganggu oleh keberadaan sekelompok teroris yang ingin mendirikan Negara Islam Indonesia (NII). Sejak itu, terorisme terus ada dari jaman Orde Lama, Orde Baru, Reformasi, sampai sekarang,” papar Direktur Pencegahan tersebut.
Berbeda dengan saat memberikan pemaparan di acara-acara pencegahan terorisme lainnya, kali ini mantan Kapolres Jakarta Pusat dan Tangerang itu menyampaikan sambutannya dengan lebih santai dengan diselingi joke-joke segar yang selama ini menjadi ciri khas beliau. Alhasil para peserta antusias menyambut paparan yang diberikan. Bahkan setiap membahas para pelaku terorisme di luar negeri, Brigjen Hamidin juga selalu meminta peserta dari negara tersebut untuk angkat tangan.
Ia juga melakukan interaksi dengan mengajak para peserta dialog berdiskusi. Termasuk dengan perwakilan dari China dan Nigeria, Ia bahkan meminta perwakilan China dan Nigeria itu untuk memaparkan pemikiran mereka tentang bahaya terorisme.
Kedua pewakilan itu sepakat bahwa terorisme adalah kejahatan dan harus dienyahkan dari muka bumi. perwakilan dari Nigeri menyatakan terorisme telah menjadi ancaman nyata di negerinya, terutama dengan munculnya kelompok teroris Boko Haram yang kini telah berbai’at pada ISIS. Menurutnya isu terorisme berkaitan erat dengan keringnya cinta. Terorisme bukan saja masalah kesalahan dalam memahami perintah agama, tetapi karena tidak adanya cinta. “Karena terorisme pula, saya kesulitan menemukan cinta'” ungkapnya yang kemudian disambut tepuk tangan meriah peserta.
Menanggapi hal ini, Direktur Pencegahan BNPT menyatakan bahwa saat ini bukan saja terorisme yang menjadi isu global, tetapi juga cinta. Kurangnya cinta membuat orang tega melakukan segala hal, termasuk hal jahat yang merugikan sesama. “Cinta dan terorisme kini telah menjadi isu global,” ungkapnya sebelum menutup acara.