Nusa Dua — Delegasi China dalam diskusi tentang foreign terorist fighter yang diselenggarakan di hotel Sofitel Nusa Dua Bali yang dipandu oleh Kepala BNPT dan diikuti oleh negara-negara Asean menyampaikan bahwa masalah utama yang dihadapi oleh pemerintah China sama dengan negara-negara Asean lainnya. Banyak warga China yang hijrah ke Irak dan Suriah setelah munculnya ISIS. Mereka belajar berbagai metoda militer termasuk pemboman dan banyak yang berpindah kesana kemari mendukung kegiatan dan propaganda ISIS.
Sementara itu delegasi Indonesia menyampaikan bahwa akhir-akhir ini banyak FTF yang dikontrol oleh Bahrum Naim merajalela di Indonesia dan masuk ke wilayah ini dari berbagai negara serta masuk ke pintu-pintu perbatasan Indonesia dengan negara tetangga. Dalam beberapa tahun terakhir pihak intelijen telah mendeteksi beberapa orang China yang masuk ke Indonesia dan bergabung dengan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang dipimpin oleh Santoso.
Para FTF ini memiliki konektifitas yang tinggi dengan teman-temannya yang ada di beberapa negara dan mereka sangat lihai dalam mengelabui aparat keamanan dan imigrasi selanjutnya masuk ke Indonesia melalui berbagai cara. Disebutkan bahwa dihampir semua negara Asean terdapat agent-agent FTF yang memfasilitasi pergerakan mereka .
Menurut delegasi Indonesia bahwa hampir semua FTF yang masuk ke Indonesia dikoordinir oleh Bahrun Naim WN indonesia yang ada di Irak dan Suriah.
Sementara Malaysia dan Brunei serta Singapore menyampaikan bahwa pihaknya sangat mengharapkan Indonesia dapat membantu dalam penanggulangan radikalisme dan terorisme mengingat indonesia jauh lebih maju dalam penanggulangan terorisme dan radikalisme.