Kediri – Salah satu faktor atau penyebab yang menjadi penghambat
kesuksesan menuju generasi emas salah satunya akibat infiltrasi
radikalisme. Karena itu, upaya-upaya pencegahan harus terus dilakukan
dengan memeberikan edukasi kepada generasi muda dengan wawasan
kebangsaan.
Hal itulah yang dilakukan Polda Jawa Timur (Jatim) menggelar
penyuluhan pencegahan penanggulangan terorisme dan intoleransi di
berbagai daerah menyasar lemnaga pendidikan dan pondok pesantren.
Dit Binmas Polda Jawa Timur kemudian memilih Ponpes Wali Barokah
Kediri untuk dilaksanakan penyuluhan pencegahan dan penanggulangan
terorisme,radikalisme dan intoleran.
“Para santri sebagai generasi penerus bangsa , mereka harus kita beri
perbekalan yang memadai diantara tentang wawasan kebangsaan. Diantara
yang menghambat generasi emas itu kan maraknya radikalisme dan
terorisme. Sehingga adik adik kita beri wawasan agar mereka memiliki
anti bodi. Ketika mereka di lapangan bisa memberikan wawasan ke
masyarakat,” jelas AKBP Bahrun Nasikin selaku Kasubdit Ditbinmas Polda
Jawa Timur, Selasa (23/7/2024).
Menurutnya Indonesia negara yang sangat majemuk dan beragam sehingga
sangat berpotensi diadu domba.
Sementara itu, Ketua Ponpes Wali Barokah KH Sunarto bersyukur bisa
menfasilitasi kegiatan penyuluhan Ditbinmas Polda Jawa Timur yang note
bene merupakan salah satu program prioritas Polri menangkal
intoleransi, radikalisme dan terorisme.
“Bagi kami tentu menyambut baik kegiatan tersebut, karena bisa
menambah wawasan lalu selanjutnya bisa diimplementasikan kehidupan
sehari hari khususnya dilingkungan pondok pesantren. Kami menyadari
hal itu karena tantangan saat ini selain narkoba juga ada sekelompok
atau orang tertentu yang ingin mengganti falsafah dasar negara kita
Pancasila menjadi negara berdasarkan agama,” terang KH Sunarto.
Menurutnya, ponpes Wali Barokah dari dulu hingga sampai sekarang tetap
konsisten memegang teguh pada prinsip kebangsaan yaitu ikut menjaga
keutuhan NKRI, Bhineka Tunggal Ika.
“Keberagaman itu sendiri yang terus menerus kita tanamkan kepada para
santri. Para santri di sini yang berasal dari penjuru Tanah Air.
Dengan begitu insya Allah manfaat dirasakan para santri itu kerukunan
kekompakan dan kerjasama yang bai diantara mereka,” paparnya.
Para santriwan dan santriwati yang mengikuti kegiatan hari ini
berjumlah sekitar 500 orang. Penyuluhan ini tidak hanya menyasar ke
para santri, tetapi juga guru dan pengurus ponpes.
“Mereka pada umumnya berstatus santri baru. Dalam arti masa belajarnya
baru beberapa bulan terakhir. Nah, itu perlu diberikan bekal tentang
pemahaman tersebut menghormati menghargai atas perbedaan,” tandasnya.