Jakarta – Pemerintah Australia siap menerjunkan pasukannya kembali ke Afghanistan jika diperlukan untuk mencegah ancaman terorisme. Pernyataan tersebut diutarakan oleh Menteri Pertahanan Australia Peter Dutton saat mengonfirmasi penarikan pasukannya dari Afghanistan.
Dutton mengatakan Australia dapat kembali mengerahkan pasukan khususnya jika diperlukan untuk melayani kepentingan nasional Australia atau kepentingan sekutu seperti Amerika Serikat (AS).
“Kami sekarang telah mundur, itu cukup bagi kami, dan kami sekarang berporos, tentu saja, ke wilayah kami sendiri,” kata Dutton kepada Sky News dikutip dari laman tribunambon.com.
“Itu terjadi dalam beberapa pekan terakhir, itu menjelang tenggat waktu September yang telah kami tetapkan,” tambah Dutton.
Dutton mengatakan, ancaman terorisme belum hilang sepenuhnya sehingga mungkin saja memerlukan pengerahan pasukan lebih lanjut.
Dia juga menyerukan agar diresmikannya hari khusus untuk menghormati warga Australia yang bertugas di Afghanistan sebagaimana dilansir The Sydney Morning Herald, Minggu (11/7/2021). Gagasan tersebut ditanggapi oleh lembaga pegawas kepentingan publik independen Asosiasi Pertahanan Australia (ADA).
ADA sepakat diresmikannya satu hari khusus untuk menandai perang di Afghanista, namun tidak boleh merusak Hari Anzac dan Remembrance Day. “Negeri Kanguru” terlibat dalam operasi di Afghanistan pada 2001. Sejak saat itu, ada 39.000 tentara Australia yang dikerahkan ke sana.
Peran Australia di Afghanistan menjadi sorotan dan menjadi subyek beberapa tinjauan atas dugaan kejahatan perang. Dutton mengatakan bahwa personel Angkatan Pertahanan Australia telah membantu mencegah serangan teror karena berdinas di Afghanistan.
Sebuah studi oleh Brown University di AS awal tahun ini memperkirakan, perang di Afghannistan telah menyebabkan kematian sedikitnya 47.245 warga sipil.