Jakarta – Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi menyebut pihaknya bakal melakukan Pendidikan Eksekutif Nasional kepada para PNS dan pegawai di BUMN. Pendidikan Pancasila tersebut untuk menangkal bibit radikalisme seperti yang terjadi pada salah satu pegawai di BUMN.
“Program ini jadi kalau saya tidak salah 12 September kita lakukan. Ini kita mulai dari eselon 1. Di satu sisi nanti baru kita juga akan melatih trainers of trainers (TOT). TOT itu nanti mulai dari guru dosen dari level atas sampai ke SD,” kata Yudian di kawasan Istana Negara, Jakarta Pusat, Selasa (15/8) .
Yudian menyebut TOT nantinya bakal berupa training beberapa hari seperti yang diberikan Lemhanas RI kepada para PNS. Ia menyebut materi pelatihan itu nantinya bakal berbentuk seperti Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4).
“Untuk para pejabat karena mereka punya sumpah jabatan, itu ada tanda petik pendekatan indoktrinasinya. Jadi kalau anda siap jadi PNS, jadi pejabat, ya harus siap menerima Pancasila,” kata Yudian.
Sebelumnya, Detasemen Khusus Antiteror atau Densus 88 Polri menangkap satu orang terduga teroris yang diduga pegawai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT KAI di Bekasi Utara, Kota Bekasi, Jawa Barat, Senin, 14 Agustus 2023. Densus 88 diduga telah menahan satu terduga teroris di Bekasi. Juru bicara Densus 88, Komisaris Besar Aswin Siregar, membenarkan tentang penangkapan tersebut.
“Status dan pekerjaannya sementara dalam pendalaman,” kata Aswin saat dihubungi, Senin (14/8).
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigadir Jenderal Ahmad Ramadhan, juga mengkonfirmasi penangkapan ini. Ramadhan mengatakan satu terduga teroris yang ditangkap berinisial DE. DE ditangkap Densus 88 di rumahnya di Bulak Sentul, Harapan Jaya, Bekasi Utara, Kota Bekasi, pukul 13.17 WIB.
“DE merupakan salah satu pendukung ISIS yang aktif melakukan propaganda di media sosial dengan cara memberikan motivasi untuk berjihad dan menyerukan agar bersatu dalam tujuan berjihad melalui Facebook,” kata Ramadhan saat dihubungi.
Ramadhan mengatakan DE berperan mengirimkan unggahan Facebook berupa poster digital berisikan teks pembaruan baiat dalam bentuk Bahasa Arab dan Indonesia kepada pemimpin Islamic State (ISIS) Abu Al Husain Al Husaini Al Quraysi.
“DE diduga memiliki senjata api rakitan dan erlibat penggalangan dana,” kata Ramadhan.
Selain itu, DE juga menjadi admin dan pembuat beberapa kanal Telegram Arsip Film Dokumenter dan Breaking News. Kanal Telegram ini merupakan kanal pembaruan informasi teror global yang di terjemahkan dalam Bahasa Indonesia. Setelah menahan DE, Densus 88 juga menggeledah kediaman dan melakukan interogasi terhadapnya.