Jakarta – Perguruan Tinggi atau kampus menjadi salah satu target utama
penyebaran paham-paham kekerasan seperti radikalisme dan ekstremisme
yang ingin memecah persatuan bangsa. Karena itu, langkah-langkah
pencegahan harus terus dilakukan dalam rangka membentengi masyarakat
kampus dari ideologi-ideologi yang bertentangan dengan Pancasila.
Hal itulah yang dilakukan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan
Teknologi (Kemdiktisaintek) bersama Badan Nasional Penanggulangan
Terorisme (BNPT) memperkuat sinergi untuk mencegah penyebaran
ekstremisme berbasis kekerasan dan penguatan literasi ideologi
kebangsaan di lingkungan kampus.
Hal ini disampaikan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi
Brian Yuliarto saat menerima audiensi Kepala BNPT, Komjen. Pol. Eddy
Hartono, Selasa (6/5/2025). Pada kesempatan tersebut, Brian menegaskan
pentingnya menjadikan pendidikan tinggi sebagai benteng kebangsaan.
“Penerimaan mahasiswa baru adalah momentum tepat untuk
menginformasikan bahwa kehidupan kampus berbeda dari dunia sekolah.
Banyak mahasiswa baru yang merasa bebas dan ingin mencoba hal baru.
Ini menjadi titik strategis untuk membangun ketahanan ideologi,” ujar
Brian, Selasa (6/5/2025).
Brian menambahkan bahwa upaya penguatan literasi ideologi kebangsaan
akan dilakukan melalui kurikulum, pelatihan dosen, dan pemanfaatan
fasilitas seperti perpustakaan kampus. “Kami ingin ada terobosan yang
santai namun membekas. Kami juga mendorong riset tentang
penanggulangan penyimpangan ideologi serta pemanfaatan teknologi untuk
deteksi dini potensi ekstremisme berbasis kekerasan yang mengarah pada
terorisme,” ucap Brian. Kepala BNPT menyambut baik sinergi ini dan
menegaskan bahwa perguruan tinggi merupakan mitra strategis dalam
menjalankan aksi nasional penanggulangan ekstremisme berbasis
kekerasan yang mengarah pada terorisme.
“Kami mengacu pada tridarma perguruan tinggi yaitu pengajaran,
penelitian, dan pengabdian masyarakat. Pencegahan adalah kunci utama
agar tidak terjadi aksi terorisme,” ujar Eddy.