Singkawang – BNPT melalui FKPT Kalimantan Barat menyelenggarakan Kegiatan Dialog Kebudayaan Sebagai Kearifan Lokal (Local Wisdom) Merupakan Energi Potensi Meredam Radikalisme dan Terorisme, kegiatan ini menghadirkan narasumber dari Bina Antar Budaya Jakarta, Dr. Asmir Agus.
Menurut Asmir, tindakan aksi terorisme pada umumnya didorong oleh ideologi agama yang ditafsirkan secara sempit atau dipelesetkan oleh para pemimpin terorisme untuk mencapai tujuan mereka.
“Anak-anak muda yang masih polos direkrut untuk kemudian dicuci otaknya (brain washing) dan diindoktrinasi dengan ajaran sesat, dari sinilah banyak pemuda digelincirkan, Kalau dahulu hanya sejumlah organisasi yang dikenal sebagai sumber perekrutan kader-kader muda teroris, kini pengkaderan merambah ke organisasi lain” ujar Asmir di Singkawang, Jum’at, (25/11/2016).
Sekarang pola perekrutan anak-anak muda Indonesia tidak hanya dilakukan melalui organisasi, melainkan juga melalui dunia maya, untuk itu perlu pencegahan dini yang sistematis sehingga anak – anak muda tidak mudah terpapar bahaya paham radikal terorisme yang berkembang di dunia maya, terlebih sekarang pengguna dunia maya umumnya adalah anak muda berumur rata-rata 20-25 tahun. Anak-anak muda dalam usia ini biasanya sangat rentan didoktrin.
Dalam paparanya Asmir menuturkan bahwa Indonesia yang beranekaragam budaya dan agama walaupun berbeda tapi tetap satu tujuan dalam menuju Indonesia Damai, untuk itu peran aktif masyarakat Indonesia khususnya di wilayah Singkawang agar jangan mau terpengaruh bujuk rayu, sehingga bergabung dengan kelompok teroris. Di sinilah peran semua pihak, baik tokoh agama, pendidikan dan juga tokoh budaya ikut serta terlibat mencegah paham radikal terorisme berkembang di daerah masing – masing.
Diakhir paparannya Asmir menghimbau media untuk turut serta terlibat dalam usaha penanggulangan paham radikal terorisme dengan tidak membuat berita yang justru memperuh keadaan, kedepankan keberimbangan dalam membuat berita, dengan demikian masyrakat tidak terpengaruh oleh berita yang tidak berdasarkan fakta dilapangan.