Cegah Gerakan Radikal, Ketua DPR Desak Koopssusgab TNI Diterjunkan

Cegah Gerakan Radikal, Ketua DPR Desak Koopssusgab TNI Diterjunkan

Jakarta – Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo mendesak Komando Operasi Khusus Gabungan atau Koopssusgab TNI diterjunkan untuk mencegah berkembangnya gerakan radikalis dan teroris di seluruh wilayah Indonesia.

Koopssusgab adalah gabungan pasukan elite yang berasal dari tiga matra TNI. Mereka adalah Sat-81 Gultor Kopassus TNI AD, Denjaka TNI AL, dan Satbravo 90 Korphaskas TNI AU.

“Mengingat di tahun 2019 Indonesia akan mengadakan pesta demokrasi pemilihan umum presiden dan wakil presiden serta pemilihan umum calon legislasi,” kata pria yang akrab dipanggil Bamsoet, Senin (27/8).

Desakan ini juga terkait maraknya penyerangan terhadap anggota polisi. Bahkan, tiga anggota polisi di Cirebon mengalami penyerangan dua kali dalam sepekan terakhir.

Tidak hanya kepada Koopssusgab TNI, ia juga meminta kepada Badan Intelijen Negara (BIN) dan Kepolisian, dalam hal ini Detasemen Khusus 88 Antiteror, untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman Islamic State in Iraq and Syria (ISIS) dan gerakan radikalisme dan terorisme.

“Serta mengusut dan menindak tegas terhadap penyerangan tiga anggota polisi di Cirebon, Jawa Barat,” ujar mantan ketua komisi III DPR ini.

Bamsoet juga mendorong Komisi III DPR meminta Kepolisian (Densus 88) dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) untuk melakukan penyelidikan dan penyidikan serta mengungkap motif penyerangan terhadap tiga anggota Polisi.

“Memperketat peredaran senjata api dan kepemilikan senjata api oleh warga sipil serta mengusut jaringan pemasok senjata api ilegal yang masih beredar di masyarakat,” katanya.

Pelarangan tersebut, menurut dia, tercantum dalam Undang-Undang Darurat No. 12 Tahun 1951 dan SK Kapolri No. 82 Tahun 2004 tentang Pelaksanaan Penggunaan dan Pengendalian Senjata Non-organik.

“Mengimbau kepada seluruh warga negara Indonesia untuk berperan aktif bersama-sama memerangi pergerakan radikalis dan teroris dengan cara melaporkan jika ada aktivitas yang mencurigakan kepada aparat berwenang,” terang Bamsoet.

Sebelumnya, Brigadir Angga kritis dianiaya orang tak dikenal, pada Senin (20/8) dini hari sekitar pukul 02.00 WIB. Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko menjelaskan korban dianiaya saat sedang bertugas.

“Saat patroli rutin, hendak menemui temannya lalu diserang dari belakang,” katanya.

Korban merupakan anggota patroli Sabhara Polres Cirebon Kota. “Korban saat turun dari mobil patroli, korban langsung diserang. Akibatnya korban mengalami luka di pergelangan tangan dan kepala bagian belakang. Bahkan tangannya putus terkena sabetan senjata tajam,” ujar Trunoyudo.

Saat terpojok, korban sempat lari dari kejaran para penyerang. “Korban sempat melarikan diri, setelah dilakukan penyerangan. Para pelaku langsung melarikan diri saat melihat korban tak berdaya,” katanya.

Sementara pada Jumat (24/8), dua anggota Polisi Unit PJR Tol Kanci-Pejagan Jabar 15 ditembak orang tidak dikenal. Peristiwa penembakan terjadi , sekitar pukul 21.25 WIB di kilometer 224.400 A (arah Jawa Tengah).

Saat itu, dua anggota yang sedang melakukan patroli, tiba-tiba didatangi kendaraan yang tidak diketahui identitasnya. Kendaraan misterius tersebut, menghadang kendaraan dinas PJR 91501 dan menembakkan senjata api.

Beruntung dua anggota hanya mengalami luka berat. Dua anggota polisi tersebut adalah Aiptu Widi Harjana dan Aiptu Dodon Kusgiantoro.

Aiptu Widi Harjana mengalami luka pada bagian tangan, sementara Aiptu Dodon Kusgiantoro mengalami luka pada bagian mulut/robek. Saat ini dua anggota polisi tersebut dirawat di Rumah Sakit Mitra Plumbon Kabupaten Cirebon.