Bandar Lampung – Berkembangnya paham radikal dan terorisme menjadi momok yang menakutkan. Tidak ada satupun dari kita yang terbebas dari ancaman paham radikal, karena kelompok yang mengajarkan paham kekerasan ini melakukan propaganda dengan berbagai cara. Oleh karena itu BNPT melalui FKPT daerah Lampung menggelar dialog yang melibatkan mahasiswa dan birokrasi kampus untuk pencegahan paham radikal dan terorisme agar tidak semakin berkembang di masyarakat .
“Kegiatan Dialog ini diselenggarakan bertujuan meningkatkan pemahaman dan pengetahuan masyarakat agar tidak terjebak oleh pengaruh propaganda kelompok radikal terorisme”, ungkap Ketua FKPT Lampung DR. Abdul Syukur, M.Ag.
Kampus menjadi tempat yang paling berpotensial berkembangnya aktivitas keislaman yang cenderung eksklusif dan radikal. Azyumardi Azra, mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah mengatakan kampus sebagai ranah publik membuat kehadiran kelompok radikal dan ekstrem selalu mengintai mahasiswa. Menurutnya perlu ada desain ulang terhadap mata kuliah yang bersifat ideologis seperti Pancasila, pendidikan kewarganegaraan dan agama.
Azyumardi juga menyoroti disorientasi kegiatan mahasiswa yang dalam dua tahun terakhir ini dinilai mengalami penurunan secara signifikan, padahal hasil penelitian UIN Jakarta menunjukkan, aktivitas dalam organisasi merupakan faktor penting untuk mencegah terjerumusnya seseorang ke dalam gerakan radikal dan ekstrem.
Oleh karena itu, hari ini Badan Nasional Penanggulangan Terorisme melalui Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme melakukan dialog pencegahan paham radikal dan terorisme di Universitas Negeri Lampung dengan melibatkan mahasiswa dan birokrasi kampus, sehingga terjalin sinergitas antara BNPT, mahasiswa, dan birokrasi kampus dalam menghapi perkembangan radikalisme dan terorisme di perguruan tinggi.