Pristina – Sementara sebagian besar negara-negara Eropa enggan menerima kembali warganya yang bergabung dengan kelompok teroris Islamic State (ISIS) di Suriah dan Irak, pemerintah Kosovo mengambil jalan berbeda.
Kosovo menerima puluhan warganya yang pulang ke negara itu dan berencana untuk membaurkan kembali para mantan kombatan ISIS itu dengan masyarakat.
Beberapa pakar mengatakan, pendekatan proaktif Kosovo, didukung oleh rencana aksi nasional yang membahas unsur-unsur utama dari penahanan hingga konseling dan rehabilitasi, merupakan contoh unik dari kesuksesan besar yang dihadapi kombatan asing ISIS.
“Kosovo adalah negara kecil dengan struktur sosial yang sangat mapan,” kata David L. Phillips, Direktur Program Perdamaian dan Pembangunan di Institut Studi HAM Universitas Columbia.
Kosovo adalah negara yang sebagian besar penduduknya Muslim di Semenanjung Balkan tengah, dengan jumlah penduduk sekitar 1,9 juta.
Antara 2012-2015, sekitar 355 warga Kosovo pergi ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS dan kelompok-kelompok militan Sunni lainnya. Kosovo menyumbang jumlah terbanyak kombatan asing di Suriah.