Pandeglang – Camat Menes, Kabupaten Pandegkang, Usep Sudarmana, S.IP., menjadi Pembina Upacara di Madrasah Aliyah (MA) Mathlaul Anwar, Menes dan mengajak para pelajar untuk memahami bahaya intoleransi, radikalisme, serta bullying. Ajakan itu disampaikan bersamaan dengan pelaksanaan Deklarasi Pelajar Damai yang digelar di sekolah tersebut.
Usep menilai deklarasi ini merupakan langkah penting untuk memperkuat karakter pelajar agar menjauhi sikap-sikap negatif yang dapat merusak kehidupan sosial, baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat.
“Deklarasi ini sangat bagus agar para pelajar memahami bahaya intoleransi, radikalisme, dan bullying. Harapannya, mereka mampu menghindarinya di mana pun berada,” ujar Usep ketika ditemui usai pelaksanaan upacara bendera dan pembacaan Deklarasi Pelajar Damai BNPT di Kecamatan Menes, PAndeglang, Senin (17/11/2025),
Usep menjelaskan bahwa pelaksanaan deklarasi ini juga berkaitan dengan program Desa Siap Siaga yang tengah digalakkan Pemerintah Kecamatan Menes. Seluruh unsur pimpinan Muspika dilibatkan untuk memastikan edukasi kepada pelajar berjalan merata.
“Program ini sangat tepat untuk mendukung Desa Siap Siaga di Kecamatan Menes. Kami sudah membagi tugas: Kapolsek dengan jajarannya (Bhabinkamtibmas), Danramil dengan personel TNI (Babinsa), dan Camat bersama staf kecamatan,” jelasnya.
Ia menegaskan bahwa semua pihak perlu memiliki komitmen yang sama dalam mencegah berkembangnya intoleransi dan kekerasan di lingkungan pelajar.
“Mudah-mudahan dengan deklarasi ini kita semua semakin komitmen—pemerintah, masyarakat, dan para pelajar—untuk melawan bullying, intoleransi, dan kekerasan,” imbuhnya.
Deklarasi “Pelajar Damai” ini menekankan tiga komitmen utama: Mewujudkan sekolah sebagai ruang aman dan damai, tanpa rasa takut, kebencian, maupun diskriminasi, Menumbuhkan budaya saling menghargai, termasuk keberanian untuk menolong teman yang menjadi korban intimidasi; Menjadi agen perdamaian, yaitu pelajar yang berani menyebarkan kebaikan, empati, serta melindungi satu sama lain.
Para siswa juga diajak untuk lebih aktif menciptakan lingkungan positif. Jika melihat teman berbeda, mereka diminta untuk merangkul, bukan menjauhi. Jika melihat teman disakiti, mereka didorong untuk tidak berdiam diri dan mencari bantuan pihak yang tepat. “Kekuatan pelajar bukan pada otot, tetapi pada hati yang memahami, menghargai, dan melindungi sesama,” tegas salah satu penyelenggara.
Damailah Indonesiaku Bersama Cegah Terorisme!