Jakarta – Anggota Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP PIP), Prof Dr H Ahmad Syafii Maarif atau yang dikenal dengan sapaan Buya Syafii mengatakan, tiga tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Pancasila masih belum membumi di Indonesia. Pemerintah belum berhasil merealisasikan untuk membumikan Pancasila karena banyaknya ketimpangan kesejahteraan di tengah masyarakat.
Dikatakan, meski pembangunan infrastrusktur masih dinilai masif, namun ketimpangan sosial masih ada di masyarakat. Persoalan ketimpangan sosial yang masih terus jadi sampai hari ini dan hal itu membuat pancasila masih tidak bisa dirasakan oleh masyarakat. “Yang kaya biar kaya, tapi yang miskin diangkat, kalau itu tidak bisa diwujudkan berarti kita gagal membawa Pancasila turun ke muka bumi,” kata Buya Syafii, di Jakarta, Rabu (18/10/2017).
Menurut ulama, ilmuwan, dan pendidik Indonesia itu, ketimpangan ini harus cepat dihapus karena merupakan tujuan kemerdekaan serta amanah Pancasila dan UUD 45. Sementaram UKP PIP sampai saat ini masih terus berusaha mencari pola agar Pancasila bisa benar-benar dirasakan di tengah masyarakat.
Buya Syafii berpendapat, dari lima sila yang ada, sila kelima merupakan sila yang tidak pernah dijadikan pedoman dalam pembangunan nasional. “Sila kelima itu tidak pernah dijadikan pedoman dalam membangunan nasional, sejak awal merdeka, dan ini yang mau kami lakukan UKP PIP,” jelasnya.
Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu juga mengimbau kepada aparat birokrat maupun politisi untuk lebih memahami Pancasila. Hal itu akan membuat berbagai langkah politik atau kebijakan bisa mengedapankan kepentingan masyarakat.
Karena hanya orang-orang yang berintegritas dan memiliki Pancasila saja yang bisa membuat pancasila bisa dirasakan oleh seluruh masyarakat. “Pribadi pancasila itu adalah orang yang bermoral, yang berpancasil orang-orang berintegritas dan orang yang betul ingin tegaknya keadilan,” pungkasnya.