Palu – Upaya pemberantasan terorisme oleh kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di Poso, Sulawesi Tengah terus dilakukan. Terbaru, Polri mengganti sandi operasi pengejaran kelompok MIT yang dulunya bernama Tinombala, kini berganti menjadi Madago Raya.
“Jadi sandinya sudah berubah menjadi Operasi Madago Raya. Mohon disosialisasikan. Tidak ada lagi Operasi Tinombala, tapi Madago Raya,” kata Asisten Kapolri bidang Operasi, Inspektur Jenderal Imam Sugianto, dikutip cnnindonesia, Rabu (17/2).
Dalam poin pemaparan yang disampaikan Imam, tertera bahwa operasi tersebut sudah berlangsung sejak 1 Januari 2021 lalu. Masa tugas selama tiga bulan pun masih tak berubah.
Nantinya, satgas ini dapat diperpanjang hingga seluruh jaringan teroris MIT di wilayah Poso tertangkap.
Masih merujuk pada presentasi yang dipaparkan Imam, tertulis bahwa Madago Raya merupakan bahasa daerah Poso, yang secara umum artinya adalah baik hati dan dekat dengan masyarakat.
Tercatat, setidaknya masih ada 11 buronan MIT Poso yang belum ditangkap polisi. Kapolri saat itu, Jenderal pol Idham Azis memerintahkan anggotanya untuk menembak mati kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora jika melawan saat ditangkap.
Idham menyatakan negara tidak boleh kalah dengan kelompok teror yang melakukan aksi pembunuhan apapun dalihnya.
Hal ini mencuat usai Ali Kalora cs membunuh empat warga dan membakar tujuh rumah di Dusun Lewonu, Desa Lemban Tongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah pada November 2020 lalu.
Desakan agar TNI/Polri menangkap para teroris itu pun mencuat. Bahkan, kepolisian mengatakan bakal langsung mengevaluasi kinerja Satgas Tinombala selama di Poso.