Qamishli – Kurdi Suriah menyatakan, lima tahanan ISIS melarikan diri dari penjara yang mereka kelola buntut serangan Turki.
“Lima teroris kabur dari penjara Navkur setelah pemboman yang terjadi dekat fasilitas,” ujar pejabat Pasukan Demokratik Suriah (SDF).
Penjaga penjara Navkur yang dekat kota Qamishli mengatakan sebelum para tahanan melarikan diri, fasilitas itu menahan anggota asing ISIS. Turki dan kelompok pemberontak Suriah yang bersekutu dengannya melancarkan serangan lintas perbatasan ke kawasan yang dikuasai Kurdi Rabu (9/10/2019).
Dikutip AFP, Minggu (13/10), serangan artileri menghantam sejumlah lokasi kritis. Termasuk penjara yang menampung anggota ISIS.
Tanpa dukungan Amerika Serikat (AS), Kurdi Suriah menempatkan kembali setiap pejuangnya untuk membendung invasi militer Ankara. Kemungkinan terjadinya kabur massal membuat pemimpin dunia khawatir bahwa ISIS bakal mengumpulkan pasukan dan bangkit di daerah kekuasaan mereka.
Berdasarkan keterangan pejabat Kurdi, terdapat 12.000 anggota ISIS yang ditawan di tujuh penjara yang tersebar di area yang mereka kuasai. Sebagian besar di antara mereka adalah warga Irak dan Suriah, dengan 2.500-3.000 orang adalah anggoya asing ISIS dari 54 negara.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan invasi itu bertujuan mencegah adanya teroris, dan membentuk “zona aman” guna memulangkan kembali pengungsi Suriah.
Namun, tindakannya menuai kritik. Dengan Presiden AS Donald Trump mengancam bakal menjatuhkan sanksi kepada pemerintahan Turki. Erdogan membalas dengan menegaskan dia tak akan mundur, dan mengancam bakal membanjiri Eropa dengan pengungsi jika terus dikritik.