Washington – Iran menyebut Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sebagai ‘teroris berbalut jas’. Bahkan presiden kontroversial itu disamakan dengan sejumlah tokoh kontroversial lainnya seperti Hitler.
“Seperti ISIS, seperti Hitler, seperti Jenghis!,” tulis Menteri Informasi dan Telekomunikasi Mohammad Javad Azari-Jahromi dalam akun Twitternya, Minggu (6/1/2020).
” … Trump adalah teroris dalam balutan jas. Dia akan segera belajar sejarah bahwa TIDAK ADA yang bisa mengalahkan ‘Bangsa & Budaya Iran’.”
Komentar ini muncul setelah Trump mengancam akan menyerang 52 wilayah penting di negara itu. Sebelumnya, bukannya berusaha meredakan ketegangan, Trump justru semakin keras terhadap Republik Islam itu.
Dia menyayangkan keberanian Iran yang menargetkan AS untuk membalas kematian Qasem Soleimani. Soleimani sendiri adalah Jenderal Iran yang tewas dalam serangan rudal AS, di Bandara International Baghdad, Irak, Jumat dini hari lalu.
Dalam Twitternya, Trump mengatakan AS menargetkan 52 wilayah di Iran dan yang penting. Target tersebut mewakili warga AS yang disandera di Iran setelah revolusi terjadi di negara itu tahun 1979.
” … AKAN MEMUKUL SANGAT CEPAT DAN SANGAT KERAS,” cuitnya di akun @realDonaldTrump.
Sebelumnya, AS melakukan serangan ke Irak pada Jumat lalu yang khusus menargetkan Soleimani. Menurut Pentagon, serangan pesawat tak berawak tersebut merupakan arahan dari Presiden AS Donald Trump.
Soleimani sendiri dianggap sebagai tokoh kunci politik di Iran dan Timur Tengah. Kematiannya memperburuk ketegangan antara AS dan Iran.
Pemimpin Spiritual Iran Ayatollah Khamenei bahkan menegaskan Iran akan membalas.”… Balas dendam yang keras sedang menunggu para pelanggar,” tegasnya.
Di dalam negeri, publik AS banyak mengkritik langkah tersebut. Bahkan dari dalam negeri, sebagaimana dilaporkan AFP, Presiden AS Donald Trump “banjir” demo dari masyarakat.
Di luar Gedung Putih di Washington DC, setidaknya sekitar 200 demonstran berkumpul dan meneriakkan tuntutan. Di antaranya “No War on Iran (jangan ada perang di Iran) dan “No Justice, No Peace, US out of the Middle East (Tak ada keadilan, tak ada perdamaian, AS keluar dari Timur Tengah)”.
Menurut salah satu pendemo, perang adalah hal yang tak berguna. Kami tidak akan membiarkan negara kami menjadi pemimpin sebuah perang tak berguna lainnya,” kata salah seorang pendemo.
Selain itu, pengunjuk rasa juga meneriakkan soal pengalihan isu yang tengah dilakukan Trump. Sebagaimana diketahui, Trump tengah berkutat dengan isu pemakzulan di dalam negeri.
“Butuh pengalihan? Mulailah perang,” tulis seorang demonstran bernama Sam Cook.
“Negara ini berada di dalam genggaman seseorang yang secara mental tidak stabil, Saya jelas mengatakan Donald Trump, demikianlah. Dia tak beres di dalam kepalanya,” katanya.
Bukan hanya di Washington saja, demonstrasi juga digelar di 70 kota lain di Amerika. Di kota New York, para demonstran berkumpul di Times Square. Mereka menuntut penarikan mundur 5.000 tentara AS dari Irak.