Jakarta – Deputi III BNPT, Irjen Pol. Hamidin membuka Second Workshop on the Development of National Strategy and Strengthening National Legal Frameworks for Preventing and Countering Violent Exstremism lrading to Terrorism, di Jakarta pagi ini, Selasa (25/07/17).
Dalam sambutannya, Deputi bidang Kerjasama Internasional ini menekankan pentingnya menanamkan kesadaran bahaya ancaman radikalisme dan terorisme kepada masyarakat. Ia menyebut sudah saatnya terorisme dilawan dari berbagai sisi.
Mantan Direktur Pencegahan BNPT ini juga menyambut baik terlaksananya kerjasama dengan United Nation Office on Drugs and Crimes (UNODC). Baginya, kerjasama ini memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan terorisme, baik di level nasional maupun regional.
“Atasnama BNPT, saya menyambut baik kerjasama dengan UNODC ini,” ungkapnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa workshop ini adalah lanjutan dari pertemuan pertama yang berlangsung pada 22-23 Mei 2017. Pembahasan utama yang diangkat dalam workshop ini adalah kerjasama penanggulangan terorisme dengan pendekatan-pendekatan non security based approach.
“Pembahasan ini kami nilai penting, terutama karena pemerintah saat ini fokus pada soft approach,” lanjutnya.
Irjen Pol. Hamidin menegaskan bahwa penanggulangan terorisme memang tidak cukup dilakukan dengan security based approach, dibutuhkan pendekatan-pendekatan yang bersifat preventif.
Upaya PVE (Prevention for Violence Extremism) perlu untuk dilakukan, namun demikian kami (BNPT, red) tidak bisa melakukannya sendiri. Perlu kerjasama dengan semua pihak,” jelasnya lagi.
Workshop yang diselenggarakan di hotel Borobudur ini dihadiri oleh perwakilan UNODC dan puluhan undangan yang berasal dari berbagai organisasi dan institusi yang memiliki fokus kerja penanggulangan terorisme. Workshop ini dijadwalkan akan berlangsung hingga besok sore dengan fokus pada 4 tema besar, yakni; overview hasil workshop pertama, youth, victims dan women.