Jakarta – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol. Drs. Suhardi Alius, MH membuka kegiatan Rapat Koordinasi Sinergisitas Hubungan Masyarakat (Humas) antar Kementerian/Lembaga dalam Rangka Pencegahan Pemahaman Radikal Pada Usia Dini, Kamis, (di Hotel Ashley, Jakarta 20/9/2018).
Kegiatan dengan tema “Lindungi Anak-anak dari Pemahaman Radikalisme” merupakan program yang diinisiasi oleh BNPT untuk membangun sinergi lintas kementerian dalam memberikan perlindungan terhadap anak dari ancaman terorisme.
Dalam sambutannya, Suhardi menyatakan ancaman radikalisme saat ini tidak hanya menyasar orang tua tetapi juga anak di usia dini. Perkembangan teknologi dan informasi berperan penting bagi penyebaran konten radikal negatif bernuansa radikal yang dapat diakses oleh masyarakat dari segala umur. Konten yang berisikan paham yang dapat merusak pemahaman kebangsaaan dan mengajak kekerasan sudah sangat masif di dunia maya.
“Anak kecil sekarang sudah pegang gadget, mau diambil marah, itulah realitas yang ada sekarang ” ungkap Suhardi.
Memang diakui oleh Suhardi pengertian radikal itu tidak selalu negatif. Sikap radikal seperti yang dilakukan oleh para pahlawan untuk memperjuangkan kemerdekaan adalah sesuatu yang baik. Namun, radikal negatif saat ini sudah mulai menyebar yang dapat merusak pengetahuan dan wawasan kebangsaan masyarakat, termasuk anak-anak di usia dini.
“radikal menurut BNPT ada empat faktor yang apabila terkandung d idalamnya maka itu bermakna negatif, di antaranya adalah anti-Pancasila, anti- NKRI, intoleransi dan paham takfiri” ungkap mantan Kapolda Jawa Barat ini.
Pemikiran radikal negatif seperti itu mudah menyebar dan menyasar siapapun. Karena itulah, masyarakat harus bisa membentengi diri dari pengaruh paham radikal tersebut. Salah satu benteng terkuat dalam menangkal paham tersebut, menurut Suhardi, adalah dengan penguatan wawasan kebangsaan.
“Pendidikan kebangsaan harus dimulai dari PAUD, agar cinta tanah air tertanam dalam sanubari setiap generasi penerus bangsa”. Tutupnya.
Lebih lanjut, Mantan Sekretaris Lemhanas ini mengharapkan pemuda sebagai generasi masa depan bangsa untuk menjadi seorang yang profesional dan hebat. Generasi muda harus dibekali dengan knowledge dan skill yang handal tetapi hal terpenting dari itu semua penanaman nilai-nilai moral dan etika.
“pemuda adalah generasi penerus bangsa, sedangkan kami bagaikan matahari yang sebentar lagi akan terbenam, dan pemuda bagaikan fajar yang akan menyingsing.” tegas Suhardi
Kelompok radikal terorisme saat ini mengintai generasi-genarasi muda. Karena itulah, ia meminta seluruh kementerian dan lembaga untuk menjaga tunas-tunas bangsa tersebut melalui pendidikan karakter kebangsaan yang harus dimulai sejak dini. Pendidikan karakter dan kebangsaan menjadi sangat penting ditanamkan sejak dini agar generasi penerus bangsa ini menjadi pribadi yang mempunyai moral yang baik dan cinta tanah air.
Karena itulah, Suhardi menekankan agar seluruh Kementerian/Lembaga harus bergerak untuk bersama-sama memerangi paham radikal terorisme melalui kebijakan masing-masing yang dapat diimplementasikan secara nyata di masyarakat. Salah satu unit penting dan strategis dalam setiap instansi pemerintah adalah humas. Pemerintah melalui Humas harus berperan aktif dalam mensosialisasikan berbagai kegiatan yang dapat melindungi anak dari bahaya radikalisme.