Jakarta – Merantau menjadi tradisi masyarakat Minangkabau. Buktinya, hampir di seluruh sudut Nusantara terdapat masyarakat Minang yang telah membaur bersama warga lokal. Itu menjadi bukti bahwa orang Minang selalu siap hidup bertoleransi
Dekan Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama UIN Imam Bonjol Padang Andri Ashadi berpandangan jika masyarakat Minangkabau dan budayanya merupakan bagian dari kultural moderat. Dia mencontohkan dengan cara bagaimana masyarakat Minangkabau menjaga keseimbangan antara wilayah darek dengan rantau.
“Orang mempunyai tradisi merantau dan keluar dari etnisnya merupakan orang yang sudah siap hidup bertoleransi,” katanya dalam keterangan tertulis, Kamis (15/12/2022).)
Selain itu, pepatah-pepatah Minangkabau banyak juga yang mengajarkan atau menjadi bagian dari nilai toleransi atau moderasi itu.
“Seperti lamak dek awak, katuju dek urang artinya kita menyukainya, orang menyenanginya. Tapi tergantung bagaimana orang menafsirkannya lagi,” ungkapnya.
Kemudian menurut Andri, orang perantau pasti sudah paham betul bagaimana situasi saat berada di tempat minoritas. Oleh karena itu, mereka tentu akan lebih menghargai perbedaan.
“Saya yakin para perantau itu paham bagaimana situasi di tempat yang jauh dari etnisnya. Pasti mereka akan menyesuaikan diri dengan pola yang ada,” kata Andri.
Andri menegaskan jika budaya Minangkabau sangat menghargai perbedaan. Dan hal ini sudah tercerminkan dari tradisi merantau yang sudah ditanamkan sejak kecil.