Jakarta – Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) menyebutkan, game online yang sering digunakan oleh anak-anak dan kaum muda dapat dijadikan sarana komunikasi teroris untuk melakukan serangan.
Juru Bicara BSSN, Anton Setiawan mengatakan, ada bukti nyata penggunaan game online sebagai alat komunikasi teroris, yaitu dalam serangan yang terjadi di Prancis pada 2015.
“Waktu itu digunakan dalam serangan di Prancis menggunakan Play Station 4 dan sekarang dengan perkembangan game online, potensinya akan lebih besar lagi,” kata Anton usai menjadi pembicara dalam seminar “Indonesia International Defense Science” di Jakarta Pusat, Kamis (12/7), demikian seperti dilansir vivanews.co.id.
Anton mengatakan, pihaknya saat ini belum menemukan jalan dan sedang berusaha, untuk menemukan blocking terhadap aplikasi. Apalagi saat ini game online banyak digunakan oleh anak-anak di bawah umur.
Saat ini, BSSN sedang bekerja sama dengan para ahli di bidang riset, untuk melakukan deteksi yang tidak hanya terbatas pada aplikasi permainan, namun juga kepada aplikasi sehari-hari yang memungkinkan untuk dijadikan sarana komunikasi.
Kerja sama dengan forum bilateral seperti Badan Siber Malaysia, Singapura, negara-negara tingkat Asia Pasifik, anggota Organisasi Kerja Sama Islam juga telah dilakukan. Kerja sama tersebut dalam bentuk pertukaran informasi.
“Oleh karena itu kami harus buat tata kelola keamanan siber dengan baik, buat landasan regulasi yang lebih baik, serta menumbuhkan budaya keamanan siber di masyarakat dengan lebih baik,” ungkapnya.