Bogor – Bertempat di Rancamaya 10 Maret 2017 Delta Guard mengadakan pelatihan dan pembekalan tenaga pengamanan (security), pelatihan ini dimaksudkan untuk mengembangkan dan melatih tenaga pengaman dan hewan yang digunakan dalam mendeteksi ancaman bom dan aksi terorisme,pelatihan mengundang Ahli dari Amerika DR.David Oba Adebimpe, Dsc,Phd,CCHEM,MRSC sebagai founder/CEO Polymatch interscience, DR. David yang berlatar belakang dosen disalah satu perguruan tinggi di Amerika mengembangkan sebuah penemuan science dan teknologi dikarenakan keprihatinan melihat secara langsung peristiwa serangan bom 11 September 2001 di World Trade Center (WTC), sejak saat itu DR David mengembangkan penemuanya deteksi ancaman bom melalui science.
Pada pembukaan paparannya pria yang telah 37 tahun berhubungan dengan bahan peledak bom menyampaikan tenaga pengamanan harus memiliki kemampuan yang komrehensif,keberhasilan sebuah pelatihan dalam mencetak tenaga-tenaga pengaman yang terlatih tergantung dengan tiga hal, pertama proses pelatihan yang baik, pemilihan satwa dan jenis pelatihan seperti apa yang dikembangkan, dan yang paling penting dari proses ini adalah menemukan satwa yang baik A Good detektor, pada bagian ini untuk melatih sisi pandangan, sisi pendengaran,dan penciuman,
DR.David berlatar belakang scientis ini menyampaikan yang ada di alam semesta ini merupakan matter yang mengandung dua hal yaitu partikel dan gelombang, segala jenis bahan peledak memiliki gelombang yang berbeda (elektromagnetik spektrum), ada beberapa hal yang membedakan manusia dengan hewan dalam cara bekerja mendeteksi ancaman bom ini, manusia terbiasa melihat satu frame terhadap ancaman bom tersebut sementara hewan memiliki kemampuan secara keseluruhan dalam mendeteksi melalui penciuman, pendengaran dan penglihatan.
Di sela-sela pelatihan Direktur Pencegahan Brigjen Hamidin mengapresiasi pelatihan ini dan mengatakan bahwa pelatihan ini cukup penting dalam mendidik tenaga pengaman yang handal, tanaga pengamanan di didik untuk mampu membedakan segala jenis satwa yang digunakan dalam mendeteksi ancaman bom, karena bagaimanapun penggunaan satwa ini sangat efektif untuk mencegah aksi terorisme pada fasilitas publik, karena kelompok radikal terorisme ini menjadikan fasilitas publik sebagai sasaran dalam melancarkan aksinya, menurut mantan Kapolres Jakarta Pusat ini misalnya seorang pelatih harus memiliki kemampuan dalam membedakan jenis hewan anjing, dari anjing penjaga, anjing pelacak karena bagaimanapun jenis hewan ini memiliki kemampuan yang berbeda dalam mendeteksi ancaman bom kelompok teroris.