BPIP dan Pusat Studi Pancasila UGM Gelar Seminar Nasional dan Bedah
Buku Tentang Kontribusi Pancasila di Kancah Dunia

Yogyakarta – Badan Pembina Ideologi Pancasila (BPIP) bersama Pusat
Studi Pancasila UGM menggelar Seminar Nasional dan Bedah Buku yang
diterbitkan BPIP di University Club Universitas Gajah Mada, Rabu
(21/2/2024). Seminar itu dihadiri Kepala BPIP RI Prof Drs KH Yudian
Wahyudi MA PhD, Dewan Pakar BPIP RI Dr Darmansjah Djumala SE MA, Wakil
Ketua MUI Dr KH Marsudi Syuhud MBA, Deputi Bidang Hubungan Antar
Lembaga, Sosialisasi, Komunikasi dan Jaringan BPIP RI Ir Prakoso MM.

Juga Direktur Sosialisasi dan Komunikasi BPIP RI yang juga Guru Besar
UIN Sunan Kalijaga Prof Dr H Agus Moh Najib SAg MAg, Ketua Pusat Studi
Pancasila UGM Dr Agus Wahyudi MSi MA PhD dimoderatoro Kabid Kerjasama
dan Advokasi Pusat Studi Pancasila UGM Diasma Sandi Swandaru MH.

Kepala BPIP Prof KH Yudian Wahyudi menyebut kegiatan ini merupakan
bagian ikhtiar dari BPIP RI untuk terus mensosialisasikan Pancasila,
khususnya kepada generasi muda.

“Buku yang didiskusikan merupakan buku terbitan BPIP RI berisi tentang
kontribusi Pancasila di kancah dunia,” ujar Yudian.

Sementara Ir Prakoso memngungkapkan, seminar dan bedah buku ini
dihadiri 225 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Yogyakarta.
Menurutnya, Bung Karno pernah menyampaikan Pancasila dalam bahasa
Inggris, yaitu Believe in God, Nasionalism, Humanity, Democracy dan
Social Justice.

Semua itu mengandung lima prinsip untuk kebaikan Indonesia, yaitu
Kebangsaan Indonesia, Internasionalisme, Demokrasi, Kesejahteraan
Sosial dan Ketuhanan.

“Lima prinsip itu dilaksanakan secara mengikat bagi seluruh warga
Negara Indonesia. Bukan hanya untuk dibaca dan dihafalkan, tetapi
lebih dari itu harus mengimplementasikan butir-butirnya dalam
kehidupan sehari-hari,” tegasnya.

Rektor UGM Prof dr Ova Emilia M MedEd SpOG(K) PhD berharap, diskusi
buku karya BPIP dapat memberikan pemicu untuk olah gagasan
selanjutnya. Prinsip dasar pendiri negara adalah tidak inferior dan
juga tidak superior. “Artinya menjunjung tinggi prinsip kesetaraan,”
lanjutnya.