Tersangka bom Bangkok yang ditangkap Minggu (30/8) diyakini bukan pelaku utama. Wajah pelaku ini jauh berbeda dengan orang yang dicurigai membawa rangsel berisi bom. Tersangka ini juga tidak memiliki latar belakang yang jelas. Namun polisi meyakini ia merupakan bagian dari kelompok teroris yang melakukan bom di kuil Erawan, Bangkok 17 Agustus lalu.
Seperti dikutip dari Bangkokpost. Po lisi Thailand telah meringkus satu orang yang diduga kuat sebagai pelaku pengeboman di Bangkok. Dalam insiden yang menewaskan yang 20 orang tersebut, polisi belum berhenti mengejar pelaku lainnya. Sebab, mereka mencurigai pelakunya ada sekitar 10 orang.
Dalam aksi penggerebekan itu, polisi menyita bahan material pembuat bom dan sejumlah paspor dari berbagai negara dalam penggeledahan di apartemen tersangka. Dari penelusuran kepolisian, tersangka telah tinggal di Thailand sejak 2014. Kini tersangka ditangkap atas dakwaan kepemilikan bahan peledak ilegal. Saat penangkapan kepolisian memastikan bahwa pelaku adalah warga negara asing.
Namun, hingga hari ini polisi belum mengungkap identitas dan kewarganegaran tersangka yang ditangkap itu. Polisi juga masih bungkam soal informasi hasil interogasi terhadap tersangka. Dugaan sementara ia memiliki kewarganegaraan Turki. Tapi informasi ini belum pasti.
Wakil kepala polisi nasional Thailand Chaktip Chaijinda menyebutkan, pihaknya tengah memburu tersangka lainnya. “Yang ditangkap itu sepertinya bukan tersangka utama. Wajahnya juga berbeda dengan wajah pembawa bom seperti yang ada di sketsa,” katanya.
Chaijinda menegaskan tersangka yang diamankan menyewa empat apartemen pada lantai yang sama di distrik Nong Chok, Bangkok.
“Dari keterangan saksi yang juga tinggal di lantai itu, tersangka tidak tinggal sendirian. Masih ada seorang pria yang sering keluar masuk apartemen tersangka. Sejak Jumat, pria itu sudah tidak pernah muncul,” ujar Chaijinda.
Chaijinda menegaskan tersangka yang ditahan adalah sebagai pelaku utama yang wajahnya terekam kamera CCTV di lokasi pengeboman, Kuil Erawan. Namun bukan tersangka utama yang membawa bom. Sebelumnya polisi menuai kritikan karena dinilai lamban dalam menangani kasus ini.
Tertutupnya polisi soal identitas pelaku memunculkan banyak spekulasi, sehingga belum diketahui siapa dibalik dalam pengeboman tersebut.
Keterlibatan orang-orang keturunan Turki diduga terkait dengan demdam atas kebijakan Pemerintah Thailand yang memulangkan 45 orang imigran asal dari etnis Uighur, China, pada awal Agustus lalu. Pemulangan itu membuat warga Turki – yang memiliki kedekatan etnis dan historis dengan etnis Uighur –kecewa dan marah. Mereka sampai melakukan aksi demo dan merusak kantor Kedutaan Besar Thailand di Turki.
Warga Turki itu marah, sebab memulangkan imigran suku Uighur kembali ke China, sama saja dengan menjerumuskan mereka ke dalam penjara. Pemerintah China pasti menghukum mereka.
Dugaan ini tidak salah, sebab begitu para imigran itu sampai ke China, mereka langsung ditahan. Seminggu kemudian mereka langsung dihadapkan ke pengadilan dengan tuduhan ingin bergabung dengan kelompok teroris ISIS. Para imigran itu dihukum 4 – 10 tahun penjara.
Bagi masyarakat Turki, Pemerintah Thailand dianggap bertanggungjawab atas vonis penjara terhadap warga Uighur itu. Boleh jadi kemarahan itu yang membuat kelompok sempalan Turki melakukan aksi teror bom di Bangkok
Sumber : Aktualpost.com