Mogadishu – Sebuah bom mobil meledak di sebuah pos pemeriksaan dekat gedung parlemen Somalia di Ibu Kota Mogadishu pada Kamis (9/1) kemarin. Kejadian itu mengakibatkan empat orang tewas, termasuk seorang pejabat, dan melukai sepuluh orang.
Dikutip dari AFP, Kamis (9/1), polisi bernama Adan Abdullah mengatakan insiden itu terjadi ketika sebuah mobil hendak menerobos pos pemeriksaan. Namun, karena dihalangi, pelaku lantas menarik picu dan meledakkan bom.
“Sampai saat ini kami menerima laporan ada empat korban tewas dan lebih dari 10 orang terluka,” kata Abdullahi.
Salah satu korban meninggal adalah Direktur Keuangan Kementerian Perempuan dan Hak Asasi Manusia Somalia, Bile Ismail.
“Mendiang saat itu sedang duduk di mobil yang sedang antre ketika ledakan terjadi. Beliau mengalami luka bakar dan meninggal,” kata mantan direktur jenderal kementerian tersebut, Abdiqani Omar.
Menurut saksi Abdirahmen Mohamed yang merupakan pemilik toko di lokasi kejadian, dia melihat jasad berserakan usai ledakan terjadi. Menurut dia, beberapa korban tewas terkena serpihan.
Kelompok bersenjata Al-Shabaab menyatakan bertanggung jawab atas serangan tersebut. Mereka kerap menggelar serangan bunuh diri di Mogadishu dan sejumlah kota lain di negara itu.
Pada 28 Desember 2019, kelompok tersebut juga bertanggung jawab terkait serangan bom mobil di Mogadishu yang menewaskan 81 orang.
Al-Shabaab juga menyerang negara tetangga mereka, Kenya, sebagai balasan karena mengirimkan pasukan untuk berperang di Somalia pada 2011.
Pada Minggu (5/1) pekan lalu, kelompok bersenjata menyerang pangkalan militer AS di wilayah Lamu, Kenya. Serangan itu menyebabkan tiga warga AS meninggal.
Pada 15 Januari 2019, anggota kelompok Al-Shabaab pernah menduduki sebuah hotel dan menembaki warga sipil di Nairobi. Sebanyak 21 orang meninggal dalam kejadian tersebut.
Komando AS untuk Afrika (AFRICOM) mengklaim berhasil menewaskan 800 anggota Al-Shabaab di Somalia, dalam 110 serangan sejak April 2017. Al-Shabaab adalah kelompok bersenjata yang menyatakan tunduk terhadap organisasi ekstremis Al-Qaeda.