Ankara – Sebuah bom mobil di kota Al-Bab, Suriah utara, yang dikuasai pasukan Turki menewaskan 19 orang, 13 di antaranya warga sipil. Bom tersebut, yang mengenai sebuah bus dan halte taksi, juga melukai 33 orang. Turki menguasai Al-Bab dalam bagian dari operasi militernya di Suriah untuk menghabisi semua pasukan Kurdi dari wilayah perbatasannya.
Dikutip dari Dawn, Minggu 17 November 2019, belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas ledakan bom di kota Al-Bab. Namun grup pemantau Syrian Observatory for Human Rights (SOHR) mengatakan insiden keamanan semacam itu terus terjadi sejak kota Al-Bab direbut Turki dari tangan kelompok ISIS pada 2017.
Ankara menuduh Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG) sebagai pihak di balik ledakan bom. Bagi Turki, YPG adalah kelompok teroris perpanjangan tangan dari grup pemberontak Partai Pekerja Kurdi (PKK).
“Pasukan Kurdi terus menyerang warga sipil lewat metode yang sama dengan Daesh,” ujar Kementerian Pertahanan Turki.
Sejauh ini, belum ada reaksi apapun dari YPG terkait tudingan Turki.
Tiga bom mobil meledak di kota Qamishli di Suriah yang berbatasan dengan Turki pada Senin kemarin. Ketiga ledakan menewaskan sedikitnya enam orang.
Pada 2 November, sebuah bom mobil menewaskan 13 orang di kota Tal Abyad di Suriah utara. Kota tersebut dikuasai kelompok oposisi Suriah yang didukung Turki.
Invasi Turki ke Suriah dimulai pada Rabu 9 Oktober, usai Presiden AS Donald Trump menarik sejumlah pasukan AS dari perbatasan Suriah. Turki menilai penarikan itu sebagai “lampu hijau” untuk melancarkan serangan ke Suriah utara.
Trump menghadapi gelombang kritik, bahkan dari para pendukungnya sendiri, karena telah menelantarkan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) di Suriah. YPG adalah bagian dari aliansi SDF.