New Delhi – Sebuah bom meledak di dekat Kedutaan Besar Israel di New Delhi pada Jumat (29/1/2021) akhir pekan kemarin. Seorang pejabat Israel menyebut insiden itu sebagai aksi terorisme.
Sementara itu, kepolisian Delhi mengatakan, ledakan itu disebabkan oleh peledak rakitan berintensitas sangat rendah. Ledakan kecil itu merusak kaca jendela tiga mobil yang diparkir di dekat lokasi ledakan, tetapi tidak menyebabkan cedera pada siapa pun.
“Kesan awal menunjukkan upaya nakal untuk menciptakan sensasi,” kata juru bicara polisi dalam sebuah pernyataan.
Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan, tidak ada kerusakan yang terjadi pada gedung kedutaannya serta semua diplomat Israel dan staf kedutaan aman. “Insiden itu sedang diselidiki oleh pihak berwenang di India, yang berhubungan dengan otoritas Israel yang relevan,” kata Kementerian Luar Negeri Israel dalam sebuah pernyataan.
Kepada Reuters, seorang pejabat Israel yang berbicara tanpa menyebut nama mengatakan, meskipun tidak ada korban jiwa, India dan semua elemen di Israel menganggap ledakan itu sebagai insiden teroris.
Menteri Luar Negeri India S Jaishankar mengatakan telah meyakinkan Menteri Luar Negeri Israel Gabi Ashkenazi bahwa perlindungan penuh diberikan bagi Kedutaan Besar dan diplomat Israel.
Adapun masalah ini masih dalam penyelidikan, tetapi belum ada upaya yang akan dilakukan untuk menemukan pelakunya. Ledakan itu terjadi setelah pukul 17.00 waktu setempat. Saat itu, Presiden India Ram Nath Kovind dan Perdana Menteri Narendra Modi tengah berpartisipasi dalam upacara militer satu kilometer jauhnya. Lokasi ledakan dengan cepat ditutup oleh polisi.
Pada 2012, ledakan di dekat Kedutaan Besar Israel di New Delhi melukai istri diplomat Israel, sopirnya, dan dua orang lainnya. Insiden itu bertepatan dengan serangan terhadap diplomat Israel lainnya di Tbilisi, Georgia.