Kabul – Sebanyak enam orang dilaporkan meninggal dalam peristiwa bom bunuh diri yang terjadi di Ibu Kota Kabul, Afghanistan, pada Selasa (11/2) kemarin. Sedangkan korban luka-luka dalam insiden tersebut mencapai 12 orang, termasuk lima warga sipil.
Dikutip Associated Press, Rabu (12/2), ledakan itu terjadi di sebuah pos pemeriksaan di dekat gerbang Akademi Militer Marshal Fahim, yang terletak di kawasan pinggiran Kabul. Korban meninggal terdiri dari empat tentara dan dua warga sipil.
Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri Afghanistan, Nasrat Rahimi, menyatakan sampai saat ini belum ada kelompok yang menyatakan bertanggung jawab terkait serangan tersebut. Akan tetapi, milisi Taliban dan ISIS Khurasan kerap menyerang di Kabul.
Sekolah itu sudah beberapa kali diserang. Pada Mei 2019, serangan bom bunuh diri mengakibatkan enam orang meninggal.
Di tempat itu juga seorang perwira tinggi Angkatan Darat Amerika Serikat, Mayjen. Harold J. Greene, meninggal akibat ditembak oleh seorang tentara Afghanistan enam tahun lalu. Taliban lantas mengklaim bertanggung jawab terkait serangan tersebut.
Akademi militer itu kerap dijuluki “Sandhurst di Tengah Gurun”, merujuk kepada akademi militer Sandhurst di Inggris. Lembaga tersebut diresmikan tujuh tahun lalu, dan militer Inggris serta Afghanistan menyusun kurikulum.
Namanya diambil dari Muhammad Fahim, yang merupakan wakil presiden Afghanistan dan seorang panglima perang Aliansi Utara yang memerangi Taliban.
Sampai saat ini Taliban menguasai setengah dari wilayah Afghanistan, sejak diserang AS pada 2001 karena dianggap melindungi pemimpin Al Qaidah, Osama bin Laden.