Kabul – Sedikitnya delapan prajurit dari Pasukan Nasional Afghanistan meregang nyawa terkena bom bunuh diri di provinsi Maidan Wardak, Senin (20/7/2020) petang waktu setempat. Kementerian Pertahanan Afghanistan mengonfirmasi, sembilan prajurit lainnya juga terluka dalam serangan tersebut.
Dilansir dari laman ANI, Kemenhan Afghanistan mengatakan, bom itu ditujukan kepada sebuah konvoi militer di Sayed Abad, sebuah distrik rawan di wilayah barat Kabul.
Kelompok militan Taliban mengklaim bertanggung jawab atas serangan di Maidan Wardak, yang disebutnya sebagai balasan atas “serangan udara Afghanistan terhadap warga sipil.”
Serangan terbaru di Maidan Wardak terjadi di tengah proses perdamaian antara Taliban dan Pemerintah Afghanistan di bawah Presiden Ashraf Ghani. Saat ini keduanya sedang berusaha untuk menyelesaikan skema pertukaran tahanan.
Awal Juli lalu, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa mendorong Pemerintah Afghanistan dan kelompok Taliban untuk segera memulai negosiasi damai. Dialog antar kedua kubu diperlukan usai Amerika Serikat dan Taliban menyepakati perjanjian damai di Afghanistan pada Februari lalu.
DK PBB mengapresiasi upaya Afghanistan dan Taliban untuk memulai negosiasi. Salah satu yang menjadi sorotan adalah kesediaan kedua kubu untuk saling bertukar tahanan. Selain itu, kedua kubu juga diminta untuk berusaha mengurangi aksi kekerasan agar dialog inter-Afghanistan dapat segera terwujud.
Selain mengenai pertukaran tahanan, DK PBB juga mengapresiasi tercapainya perjanjian politik antara Presiden Ghani dengan rivalnya, Abdullah Abdullah. DK PBB berharap berakhirnya ketegangan politik antar kedua tokoh tersebut dapat berkontribusi pada terwujudnya dialog damai.