Jakarta – Kelompok militan Islamic State (ISIS) mengeklaim bertanggung jawab atas bom bunuh diri di ibu kota Afghanistan, Kabul pada Senin lalu yang menewaskan enam orang.
ISIS mengatakan serangan itu merupakan respons atas pengaktifan kembali fasilitas penahanan di pangkalan Bagram yang dijaga ketat otoritas Taliban.
Landasan udara bersejarah yang dibangun Uni Soviet itu merupakan pangkalan utama bagi pasukan Amerika Serikat di Afghanistan setelah serangan 11 September 2001 hingga penarikan pasukan di tahun 2021.
“Serangan itu merupakan balasan atas ditahannya sejumlah Muslim di penjara Taliban, terutama setelah mereka dipindahkan ke penjara ‘Bagram’ yang terkenal kejam, yang merupakan pengulangan era Amerika dan praktiknya terhadap tahanan,” kata ISIS dalam sebuah unggahan di saluran Telegram dan dilansir The Telegraph Online, Rabu (4/9).
Pada tahun-tahun awal perang Afghanistan di bawah Presiden George W. Bush, CIA menggunakan Bagram sebagai pusat penahanan “situs hitam” bagi tersangka terorisme, menjadikan mereka sasaran penyiksaan yang kemudian diakui oleh Presiden Barack Obama sebagai penyiksaan.
Kepala Administrasi Penjara sementara di bawah pemerintahan Taliban, Mohammad Yusuf Mestari, mengatakan pada hari Minggu bahwa penjara di Bagram sedang “diaktifkan kembali” setelah tidak digunakan selama bertahun-tahun.
Ia mengatakan fasilitas tersebut telah diserahkan kepada Direktorat Jenderal Intelijen dan beberapa tahanan telah dipindahkan ke sana tetapi tidak menyebutkan siapa mereka.
Kepolisian Kabul mengatakan keenam orang yang tewas pada Senin lalu adalah warga sipil.
Namun, ISIS mengeklaim 45 orang termasuk anggota Taliban telah tewas ketika pelaku bom bunuh diri menargetkan orang-orang yang bekerja di layanan peradilan di Afghanistan.
IS-Khorasan, afiliasi lokal ISIS yang berbasis di Asia Barat, telah melancarkan pemberontakan terhadap Taliban, yang mereka anggap sebagai musuh.
Otoritas Taliban mengatakan mereka telah menghancurkan sebagian besar ISIS, meski kelompok itu terus melakukan serangan di Afghanistan. ISIS telah mengeklaim sejumlah serangan di luar negeri, termasuk penusukan massal di Jerman, serangan gedung konser di Moskow, dan pengeboman tugu peringatan di Iran.