Lamongan – Serangan bom bunuh diri dan rangkaian aksi terorisme berpotensi besar terjadi pada setiap pengujung tahun, seiring dengan momen perayaan Natal dan tahun baru.
Pandangan ini disampaikan Ali Fauzi, adik kandung dari Amrozi dan Ali Ghufron, pelaku teror bom Bali, dua tahun silam dan mantan pentolan Jamaah Islamiyah (JI).
Ali mengungkapkan pandangannya itu saat menjadi pembicara seminar kebangsaan bersama menangkal aksi terorisme dan radikalisme, yang digelar di Pendopo Lokatantra, Lamongan, Rabu, (27/11).
“Kalau biasanya, potensi menjelang Natal dan Tahun Baru itu biasanya ancaman bom dan terorisme,” ujar Ali Fauzi di sela agenda seminar.
Untuk itu, dirinya berharap dan mengimbau kepada masyarakat, utamanya TNI-Polri untuk meningkatkan kewaspadaan di penghujung tahun. Karena aksi tersebut masih cukup berpotensi terjadi, akibat sel-sel terorisme di Indonesia belum sepenuhnya punah.
“Menurut pengamatan saya masih ada (jaringan dan embrio teroris), meski jumlahnya cenderung berkurang daripada tahun-tahun sebelumnya,” ucap pendiri Yayasan Lingkar Perdamaian (YLP), yang membina mantan napi terorisme (napiter) kembali mengakui Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Bahkan, Ali tidak ragu menyatakan, embrio dan jaringan terorisme tidak hanya masih ada di Indonesia, tapi juga Lamongan. Kendati dirinya menolak memberikan jumlah rincian mengenai hal itu.
“Ibarat menderita penyakit, obat yang diberikan itu harus pas dan sesuai, untuk menyembuhkan penyakit yang diderita,” kata dia.
Ali Fauzi juga menyatakan, butuh penanganan serius dan ekstra kesabaran dalam menuntaskan mereka yang sudah terimbas dalam embrio dan pemikiran radikal, seperti yang coba dilakukan dirinya bersama YLP.
“Bisa, semua pasti ada solusinya. Tapi saya kira harus pelan-pelan agar bisa merubah pola pikir salah dari mereka ini, karena semua tidak bisa instan, seperti yang saat ini terus kami lakukan di YLP. Termasuk juga acara-acara seperti ini, sebagai upaya deradikalisasi di Indonesia,” ucap Ali Fauzi.
Adapun Kodim 0812 Lamongan selaku pihak penyelenggara berharap, kegiatan yang diselenggarakan dapat bermanfaat dalam upaya deradikalisasi. Tidak hanya di Lamongan, namun secara umum di semua wilayah yang ada di Indonesia. “Kita sengaja mengundang dan mendatangkan ustad Ali Fauzi yang memiliki peran dalam upaya deradikalisasi di Indonesia,” ucap Dandim 0812 Lamongan, Letkol Inf Sidik Wiyono.
Sementara Kapolres Lamongan AKBP Feby DP Hutagalung yang turut hadir dalam acara bersama Bupati Lamongan Fadeli menambahkan, potensi ancaman dari mereka yang terpapar paham radikal di wilayahnya memang tidak menutup kemungkinan.
“Ini menjadi pekerjaan rumah bagi kita bersama, harus betul-betul dilakukan oleh seluruh elemen masyarakat dalam rangka mempersempit ruang gerak mereka. Sebab, ketika ruang gerak mereka leluasa maka potensi penyebarannya juga semakin luas,” kata Feby.
Sebelumnya, YLP juga sempat beberapa kali dikunjungi oleh beberapa institusi, termasuk Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Mereka memberikan apresiasi atas upaya yang sudah dilakukan oleh YLP.
YLP dikatakan menjadi sebagai satu-satunya yayasan yang bergerak di bidang Control Flow Integrity (CFI), yang coba untuk menjauhkan dari sifat-sifat destruktif, termasuk pengeboman, yang sempat dilakukan para anggota yayasan sebelumnya.
YLP berusaha kembali meyakinkan dan mengajak para mantan napiter yang sudah menjalani masa hukuman untuk kembali menjadi bagian dari NKRI.