Nusa Dua – Direktur Promosi Internasional Kementrian Pariwisata Indonesia Nia Niscaya, dalam paparannya pada workshop yang diselenggarakan oleh BNPT di Bali 9-10 Mei 2017 mengatakan bahwa dua bom Bali yang terjadi beberapa tahun lalu merupakan salah satu tragedi ekonomi Indonesia.
Penerbangan, kapal laut, hotel restaurant dan lain-lainnya kehilangan pelanggan akibat kekhawatiran wisatawan akan keamaan. Tidak hanya Bali, hal ini juga terjadi di Lombok dan Batam, yang selama itu juga merupakan tujuan wisata.
Menurut Pusat Statistik Indonesia, devisa wisata turun drastis dan mengakibatkan lumpuhnya perekonomian khususnya pada sektor pariwisata. Ditambah dengan kebijakan Inggris dan Amerika Serikat yang memberlakukan travel ban bagi warganya yang ingin berkunjung ke Indonesia.
Namun Bali tetaplah Bali. Pulau Dewata, pulau budaya, pulau perdamaian, pulau Seribu Pura secara perlahan bangkit kembali. Pemerintah pun tidak diam dalam mengembalikan citra Bali dengan menggunakan berbagai cara, dan hal itu pun bisa dibilang berhasil jika dilihat dari volume wisatawan yang berkunjung ke Bali dan Lombok saat ini.
Oleh karena itu, pemerintah begitu concern terhadap masalah teroris dan ancamannya terhadap tempat-tempat wisata. Dimana pun di negara ini , termasuk Bali karena merupakan sumber devisa yang cukup besar. Pemerintah Indonesia sendiri menjadikan devisa wisata sebagai strategi nasional, sehingga upaya untuk melindungi tempat-tempat wisata merupakan sesuatu yang mutlak.