Sucre – Jaksa Agung Bolivia memerintahkan penangkapan presiden Evo Morales terkait tuduhan hasutan dan terorisme. Jaksa Penuntut Umum di La Paz menandatangani surat perintah bagi polisi untuk menahan Morales dan membawanya ke kantor jaksa agung.
Dikutip dari AFP, Kamis (19/12/2019), Morales melarikan diri dari Bolivia ke Argentina bulan lalu setelah kerusuhan sipil meletus menyusul pemilihan ulangnya yang kontroversial. Pemilihan yang digelar pada 20 Oktober itu secara luas dikecam sebagai kecurangan.
Morales mengecam perintah penangkapan itu. Dia menyebut perintah tersebut “ilegal, tidak adil dan tidak konstitusional” cuit Morales di akun Twitter-nya.
“Saya tidak khawatir, selama saya hidup saya akan melanjutkan dengan kekuatan yang lebih besar dalam perjuangan politik dan ideologis untuk Bolivia yang bebas dan berdaulat,” katanya.
Morales berharap negara di Amerika Selatan menerima suaka terlebih dahulu di Meksiko dan kemudian Argentina, tempat ia tiba minggu lalu.
Jajak pendapat Oktober dibatalkan setelah audit Organisasi Negara-negara Amerika (OAS) yang menemukan bukti nyata kecurangan suara.
Wakil ketua senat sayap kanan Jeanine Anez mengambil alih posisi presiden sementara. Dia berjanji untuk mengadakan pemilihan baru awal tahun depan, meskipun belum ada tanggal yang ditentukan. Pemerintah sementara telah melarang Morales ikut dalam pemilihan itu.
Konstitusi Bolivia membatasi seorang presiden untuk dua masa jabatan berturut-turut tetapi Morales mendukung masa jabatan keempat potensial pada bulan Oktober.
Menjelang dua pemilihan terakhir, Mahkamah Konstitusi (MK) – yang dipenuhi dengan loyalis Morales – membuat keputusan kontroversial yang memberinya wewenang untuk mencalonkan diri lagi. Pihak lawan menuduhnya korupsi dan otoriter.
Berbicara dari Buenos Aires pada hari Selasa, Morales berjanji untuk mendukung kandidat lain dari partai Gerakan untuk Sosialisme kali ini.
“Saya yakin bahwa kami akan memenangkan pemilihan berikutnya. Saya tidak akan menjadi kandidat tetapi saya memiliki hak untuk berada dalam politik,” kata Morales kepada wartawan.
“Kewajiban saya sekarang bahwa saya bukan kandidat, sekarang saya bukan presiden, adalah untuk menemani para kandidat sehingga mereka dapat memenangkan pemilihan,” tambah Morales, yang merupakan presiden adat pertama Bolivia.
Sebelumnya dia bersikeras telah menjadi korban kudeta dan telah meluncurkan serangan Twitter hampir setiap hari terhadap Anez dan sekutunya.