Nusa Dua –Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) TV Channel resmi diluncurkan di Nusa Dua Convention Center, Nusa Dua, Bali, Sabtu (12/12/2020). Keberadaan BNPT TV Channel akan melengkapi berbagai upaya BNPT dalam melawan propaganda radikalisme intoleran dan terorisme, baik melalui media elektronik, maupun media sosial.
“BNPT TV Channel adalah televisi digital yang nanti akan fokus kepada diseminasi konten atau narasi untuk mewujudkan suasana damai di masyarakat yang berlandaskan pada nilai kebangsaan dan jatidiri bangsa kita, serta semangat yang terpatri dalam ideologi negara yaitu Pancasila,” kata Kepala BNPT Komjen Pol. Dr. Boy Rafli Amar, MH.
Boy Rafli menambahkan bahwa saluran komunikasi publik BNPT TV Channel merupakan upaya memperbanyak upaya melawan propaganda radikalisme intoleran dan terorisme yang berkaitan dengant tugas-tugas BNPT dalam melakukan kontra radikalisasi. Menurutnya, untuk melakukan kontra radikalisasi ini BNPT tidak bisa sendiri tapi harus bekerjasama dengan seluruh unsur seperti media massa dan pengguna media sosial.
Ia mengungkapkan bahwa konten BNPT TV Channel ini akan terdiseminasi dalam akun-akun media sosial secara resmi. Dan itu merupakan hasil kreasi anak-anak bangsa yang cinta kepada negara Indonesia, cinta perdamaian, cinta hidup harmoni di NKRI, dan yang cinta tumbuh berkembangnya semangat hidup bertoleransi.
“Saluran komunikksi publik BNPT TV Channel diharapkan dapat menjadi salah satu saluran komunikasi untuk mengimbangi berbagai imformasi yang disebarluaskan oleh pengusung ideologi terorisme,” tutur mantan Kapolda Papua ini.
Boy Rafli menguraikan, ideologi terorisme ini merupakan antitesa dari nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Dengan demikian pihakn harus jadi secara terstruktur, sistematis dapat meyakinkan kepada publik bahwa apa yang disampaikan oleh jaringan terorisme dengan paham radikal intoleran bukan pilihan yagn baik bagi indonesia.
“Tapi pilihlah saluran komunikasi yang sejalan dengan nilai-nilai luhur bangsa sejalan dengan ideologi bangsa kita, sejalan dengan jatidiri bangsa kita, yang dapat tergambar dari sila-sila yang ada dalam Pancasila,” ungkapnya.
Untuk memproduksi konten-konten itu, lanjut Boy Rafli, pihaknya menggandeng kaum milenial. Ini penting karena generasi muda seperti diketahui bersama adalah sasaran utama propaganda radikalisme intoleran dan terorisme.
“Kita libatkan kalangan generasi muda, yang terbaik akan disebarkan ke seluruh Indonesia. Kita yakinkan kepada masyarakat tentang konten narasi ini bahwa apa yang disebarluaskan oleh kelompok jaringan terorisme, bukan pilihan yang baik bagi bangsa kita,” terangnya.
Selain launching BNPT TV Channel, di tempat yang sama BNPT juga menggelar ‘Deklarasi Kesiapsiagaan Nasional’. Deklarasi itu diwakili empat elemen masyarakat yang terdiri dari tokoh masyarakat, tokoh agama, budayawan, dan seniman. Ini juga menjadi strategi BNPT dalam membangun imunitas masyarakat dari ‘serangan’ virus radikalisme intoleran dan terorisme.
“Setiap kegiatan di daerah umumnya kita selalu mengajak seluruh elemen masyarkat lintas profesi, lintas agama, lintas usia, untuk menjadi bagian dalam rangka mewujudkan kesiapsiagaan nasional,” tuturnya.
Ia berharap dengan terwujudkan kesiapsiagaan nasional potensi ancaman terorisme bisa teratasi bersama dengan kepedulian dan kepekaaan dari masyarakat secara. Menurutnya, bila kepedulian dan kepekaan tersebar luas di seluruh lapisan masyarakat akan bisa mempersempit penyebarluasan radikalisme intoleran dan tentunya kejahatan terorisme sendiri. Apalagi dalam pelaksanaannya kejahatan ini bisa menjadikan masyarakat menjadi bagian yang direkrut untuk melakukan aksi kejahatan terorisme atau masyarakat menjadi korban kejahatan terorisme itu sendiri.
“Kita harapkan kesiapsiagaan nasional ini bisa membuat daya imunitas masyarakat sampai kepada level yang optimal sehingga tidak mudah virus radikalisme intoleran itu menyebar karena masyarakat memiliki daya tangkal yang baik,” ungkap Boy Rafli.
Ia yakin dengan daya tangkal masyarakat yang baik, tidak akan ada tempat bagi orang-orang untuk menyebarkan radikalisme intoleran dan terorisme. Apalagi bangsa Indonesia telah memiliki landasan yang kuat berupa nilai kebangsaan yang menjadi acuan bersama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Mantan Waka Lemdiklat Polri ini menjelaskan ada empat konsensus nasional yang harus menjadi pondasi bersama dari generasi ke generasi yaitu landasan konstitusi UUD 1945, ideologi negara Pancasila, semboyan negara Bhinneka Tunggal Ika, dan keempat NKRI. Pondasi itu telah lama ditanamkan leluhur bangsa ketika awal bangsa Indonesia bernegara. Semangat empat konsensus itulahyang harus terus dijadikan modal bagi bangsa Indonesia untuk menolak secara tegas kejahatan yang berawal dari radikal intoleran, kemudian berujung pada aksi terorisme.
Deklarasi Kesiapsiagaan Nasional di Bali merupakan kali ketiga setelah sebelumnya digelar di Malang dan Lombok.
“Saya yakin seluruh masyarakat bukan hanya di pulau Bali ini, tapi di seluruh Indonesia akan berpartisipasi dalam kesiapsiagaan nasional ini. Karena kejahatan terorisme adalah kejahatan extra ordinary, kejahatan global, kejahatan transnasional yang setiap saat bisa hinggap menghampiri warga masyarakat kita,” tandas Boy Rafli.
Kegiatan launching BNPT TV Channel dan Deklarasi Kesiapsiagaan Nasional ini dihadiri para pejabat utama BNPT antara lain Sestama Mayjen TNI Untung Budiharto, Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi Mayjen TNI Hendri Paruhuman Lubis, Deputi Bidang Penindakan dan Pembinaan Kemampuan Irjen Pol. Drs. Budiono Sandi, SH, MH, Deputi Kerjasama Internasional Andhika Chrisnayudhanto, serta para direktur.