sumber: m.tempo.co

BNPT Tidak Perlu Khawatir Perangi Terorisme

Jakarta – Direktur Keamanan Diplomatik Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Dirkamtik Kemenlu),, Teguh Wardoyo, meminta agar Badan Nasional Penangulangan Terorisme (BNPT) tidak perlu khawatir dalam memerangi terorisme. Hal tersebut dikarenakan negara Indonesia ini adalah negara demokrasi dimana semuanya sudah diatur sesuai dengan hukum.

Hal tersebut dikatakan Teguh Wardoyo pada acara Rapat Koordinasi Penyusunan Database Sistem Keamanan Obyek Vital Kantor Kedutaan/Konsulan Jenderal dan Penyusunan Database Sistem Keamanan Tempat Ibadah dalam Menghadapi Ancaman Terorisme yang digelar di Holel Cipta, Jakarta, Jumat (9/6/2017) ketika diminta memberikan kesan-pesannya saat dirinya masih menjadi Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI untuk Yordania dan Palestina.

“Apa yang dilakukan BNPT dalam menanggulangi terorisme selama ini saya rasa sudah tepat, melalui program deradikalisasinya meskipun hal itu tidak mudah. Untuk itu BNPT juga tidak perlu khawatir dalam memerangi terorisme dengan pola pendekatan soft approach,” ujarnya

Dirinya mengakui bahwa selama ini dirinya telah sangat dekat dengan BNPT, karena selama menjadi Dubes Indonesia untuk Yordania dan Palestina telah mengutus beberapa kali ulama asal Yordan untuk datang ke Indonesia dalam proses deradikalisasi yang diselenggarakan oleh BNPT. Karena pernah suatu ketika dirinya diminta oleh salah satu tahanan kelompok radikal Abu Bakar Ba’asyir kalau dia mau bertemu dengan salah satu ulama asal Yordania yang dia kenal,

“Ulama itu dulunya radikal tetapi ulama tersebut sudah sadar apa yang dialakukan selama ini salah. Saya minta ulama tersebut datang ke Lapas di Nusa Kambangan untuk bertemu dengan Ba’asyir, karena Ba’asyir ingin mendengar apa yang dia utarakan tentang pandangan ideologinya,” ujar Konsul Jenderal Republik Indonesia Hongkong ini.

Dalam kesempatan tersebut dirinya juga menceritakan bahwa aliran Wahabi merupakan salah satu sumber lahirnya sel sel jihadis dan teroris. Dan Wahabi sendiri menjadikan Indonesia sebagai salah satu target operasi karena selain mayoritas penduduknya adalah Islam juga negaranya memiliki potensi alam yang luar biasa.

“Oleh karena itu tidak mengherankan jika hampir semua ideolog-ideoologi asing seperti sekularisme, liberalisme, Zionist, Syiah serta Wahabi menjadikan Indonesia sebagai target utama karena jika telah menguasai Indonesia berarti telah menguasai dunia khususnya dunia Islam,” ujarnya

Oleh karena itu pria yang pernah menjabat sebagai Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri ini mengajak agar seluruh komponen bangsa menjaga dan memelihara falsafah negara yang telah kita sepakati semuanya.

“Karena falsafah tersebut telah memberikan kebebasan kepada semua penganut agama di Indoneia untuk menjalankan syariat agamanya secara bebas. Dan kita harus tetap terus waspada terhadap ideologi- ideologi itu karena kita hanya dimanfaatkan untuk menjalankan agendanya,” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut dirimya juga menjelaskan bahwa Direktorat Keamanan Diplomatik (Ditkamtik) Kemenlu mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik di bidang keamanan diplomatik mengenai pengamanan informasi dan personalia serta kerja sama pengamanan dalam dan luar negeri. Dimana Direktorat Keamanan Diplomatik menyelenggarakan fungsi diantaranya penyiapan perumusan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang keamanan diplomatik mengenai pengamanan informasi dan personalia serta kerja sama pengamanan dalam dan luar negeri.

“Fungsi lainnya yakni melakukan koordinasi dan pelaksanaan kebijakan dan standardisasi teknis serta penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur di bidang keamanan diplomatik mengenai pengamanan informasi dan personalia serta kerja sama pengamanan dalam dan luar negeri,” katanya mengakhiri.