Jakarta – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) terus menguatkan sinergi dengan masyarakat untuk menangkal propaganda radikalisme dan terorisme, terutama melalui dunia maya. Hal itu dilakukan karena ‘serangan’ radikalisme dan terorisme di dunia maya akhir-akhir sangat luar biasa. Hal itulah yang mendasari BNPT menggelar kegiatan-kegiatan pencegahan disamping program penanggulangan terorisme lainnya seperti deradikalisasi, perlindungan, disamping langkah penindakan dengan berkolaborasi dengan Polri. Salah satunya adalah Workshop Pencegahan Propaganda Radikal Terorisme di Dunia Maya Bersama Media OKP dan Ormas yang digelar di Jakarta, 22-24 Maret 2017.
“Kami terus bergerak untuk melakukan penanggulangan terorisme di berbagai lini kehidupan. Workshop ini adalah bukti penguatan sinergi itu dalam memerangi propaganda radikalisme dan terorisme, khususnya di dunia maya,” ujar Direktur Pencegahan BNPT, Brigjen Pol. Drs. Hamidin saat memberikan laporan pelaksanaan kegiatan Workshop Pencegahan Propaganda Radikal Terorisme di Dunia Maya Bersama Media OKP dan Ormas di Jakarta, Rabu (22/3/2017) malam.
Menurut Brigjen Hamidin, kegiatan ini adalah rangkaian kegiatan pencegahan propaganda radikal terorisme yang digelar BNPT di sepanjang tahun 2017 ini. Sebelumnya, BNPT telah melakukan sarasehan dengan 61 lembaga pemerintah dan penggiat dunia maya dalam membendung radikalisme dalam bungkus hoax.
“Dengan kegiatan-kegiatan ini, kami harapkan peran masyarakat terus meningkat. Kedepan kami akan terus memperkuat sinergi dengan masyakat, khususnya generasi muda, dengan membentu duta damai dunia maya,” imbuh mantan Kapolres Jakarta Pusat dan Metro Tangerang ini.
Workshop Pencegahan Propaganda Radikal Terorisme di Dunia Maya Bersama Media OKP dan Ormas, ungkap Brigjen Hamidin, diikuti 200 peserta yang terdiri dari 100 pimpinan redaksi dari situs moderat, 50 admin dan penulis, serta 50 perwakilan Organisasi Kepemudaan.
“Kami ingin menggalang kekuatan dengan OKP dan Ormas untuk menyamakan persepsi dalam penanggulangan terorisme melalui dunia maya. Sekaligus membangun daya tangkal masyarakat terhadap ancaman radikalisme dan terorisme. Lebih lagi kami ingin melindungi generasi muda dari konten radikal terorisme,” urai Brigjen Hamidin.