Cirebon – Berbicara di hadapan ratusan pimpinan dan santri pondok pesantren yang ada di Cirebon, Direktur Pencegahan BNPT, Brigjen Pol. Drs. H. Hamidin menegaskan bahwa terorisme adalah musuh bersama. Ia juga menuturkan bahwa teroris tidak mengenal identitas tunggal atau single Identity, hal ini dimaksudkan agar mereka tidak mudah teridentifikasi aparat berwajib.
“Nasib Abbas yang kini hadir di tengah-tengah kita misalnya, ia memiliki banyak nama lain di luar sana. Demikian pula ust. Abdurrahman Ayyub. Termasuk juga Hambali yang kini ditahan di Guantanamo, ia orang asli Indonesia namun passportnya Thailand,” jelas Hamidin.
Hal ini yang kadang menyulitkan aparat untuk melakukan deteksi dan penangkapan terhadap para tersangka terorisme, karenanya ia meminta masyarakat untuk bersama-sama pemerintah memainkan peran aktif dalam upaya penanggulangan terorisme. Pemerintah disebutnya bukan hanya bekerjasama dengan masyarakat lokal, tetapi juga masyarakat internasional. Hal ini lantaran kelompok teroris telah memiliki jaringan yang bersifat global, tanpa batas negara (stateless).
Di sisi lain, mantan kapolres Jakarta Pusat itu juga mengingatkan para peserta dialog bahwa Umat Islam saat ini tengah mengalami tantangan besar, bukan saja dalam level nasional, tetapi juga internasional. Tantangan itu adalah terorisme yang dilakukan dengan menggunakan tameng Islam. Kelompok teroris mencoba memperkenalkan Islam dengan cara yang kasar, yakni dengan lebih menonjolkan kekerasan daripada ajaran utama Islam; cinta kasih dan persaudaraan.
Karenanya ia meminta seluruh komponen pesantren untuk tidak pernah berhenti memberikan pengajaran sekaligus peran aktif di masyarakat guna menunjukkan wajah Islam yang sesungguhnya; yang teduh dan menentramkan.
Menengok pada sejarah, pesantren telah menjadi bagian penting bangsa Indonesia dalam membangun masyarakat. Dengan peran inilah, ia yakin bahwa pesantren dapat secara bersama-sama melindungi masyarakat dari bahaya radikalisme dan terorisme. Ia pun menyambut baik gelaran kali ini, sambil berharap agar kedepan pesantren dapat terus menjadi mitra strategis pemeintah dalam melindungi anak bangsa dari pengaruh radikalisme-terorisme, sehingga anak-anak bangsa memiliki tanggung jawab dan konsistensi dalam membela dan membangun negara ini.