Manado – BNPT dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sulawesi Utara, Kamis (7/6/2018), menggelar kegiatan Literasi Digital sebagai Upaya Pencegahan Radikalisme dan Terorisme di Masyarakat. Bagaimana gaya hidup sehat bermedia sosial yang tak ditunggangi penyebarluasan radikalisme terorisme akan dibahas di kegiatan ini.
“Kami akan melibatkan Dewan Pers dan tim konten kreatif dari Cameo Project. Mereka yang akan mengajarkan bagaimana sebaiknya kita menggunakan media sosial secara bijak,” kata Staf Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT, Rusdiansyah Batubara.
Rusdiansyah menambahkan, perwakilan Dewan Pers yang hadir di literasi digital di Manado adalah Imam Wahyudi. Dia akan menjelaskan bagaimana mengenali hoaks dan cara untuk menghindari konsumsinya. “Hoaks adalah salah satu penyebab munculnya radikalisme dan aksi terorisme. Masyarakat di Sulawesi Utara akan diajak mengenali dan menghindarinya,” jelasnya.
Selain soal hoaks, lanjut Rusdiansyah, Imam Wahyudi juga akan mendorong peserta dari kalangan wartawan menjalankan peran di pencegahan terorisme. Wartawan akan diingatkan mereka memiliki potensi menimbulkan teror jika pemberitaan dibuatnya tanpa prinsip kehati-hatian dan mengindahkan Kode Etik Jurnalistik.
Sementara perwakilan Cameo Project yang dihadirkan di Manado adalah Randy Wisnu Permana. Kepada peserta dia akan mengajarkan pembuatan konten positif sebagai kontranaratif terhadap penyebarluasan radikalisme terorisme di media sosial.
“Peserta akan dilatih membuat meme, info grafis, video grafis dan sejenisnya,” kata Rusdiansyah.
Penguasaan kemampuan membuat meme dan sejenisnya yang bersifat kontranaratif dianggap penting, mengingat sebaran konten bermuatan radikalisme dan terorisme saat ini banyak ditemukan di media sosial. Langkah ini dinilai sejalan dengan semangat pelibatan masyarakat dalam pencegahan terorisme.
“BNPT dan FKPT tidak mungkin bisa sendiri melakukan pencegahan terorisme. Karena itu masyarakat harus didorong terlibat aktif, salah satunya melalui kegiatan ini,” pungkas Rusdiansyah. [shk/shk]