Sragen – Peristiwa Bom Mapolresta Surakarta memberi pelajaran berharga pada seluruh warga masyarakat, khususnya kota Solo. Keberadaan kelompok teroris dengan segala aktifitas terornya merupakan virus yang harus segera dibersihkan dari masyarakat. Salah satu yang perlu dilakukan oleh pemerintah dalam memastikan keamanan dan kenyamanan masyarakat dari ancamana bahaya terorisme adalah dengan menyiagakan aparat penegak hukum secara maksimal.
Untuk itu, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menggelar apel kesiapsiagaan di Sragen, Jawa Tengah kemarin, Rabu (07/09/16). Kegiatan kesiapsiagaan dan penanganan krisis ini ditujukan untuk mempersiapkan dan menyiagakan pasukan dengan kualifikasi anti teror yang baik untuk menghadapi ancaman terorisme
Setelah proses penyidikan Bom Mapolresta Surakarta, BNPT sudah merencanakan akan mengadakan apel kesiapsiagaan di Markas Batalyon Infanteri 408/ Suhbrasta, Sragen. Dipilihnya kota Sragen sebagai lokasi kegiatan dilatari oleh beberapa faktor, salah satunya adalah harapan agar pasukan di sragen dapat menopang dan membantu dengan cepat jika Solo kembali mendapatkan ancaman.
Apel Kesiapsiagaan ini diikuti oleh pasukan anti teror dari banyak wilayah di Jawa Tengah, seperti Sat Brimob Polda Jateng dan Paskhas Lanud Adi Soemarmo. Apel kesiapsiagaan dipimpin langsung oleh Deputi II bidang Penindakan, Penengakan Hukum dan Pembinaan Kemampuan BNPT, Irjen Pol Drs. Arief Dharmawan, S.H., M.H., M.M.
BNPT meyakini bahwa penanggulangan terorisme tidak cukup menjadi tugas TNI-Polri, oleh karenanya pemerintah daerah sekalipun memiliki tanggung jawab dan otoritas dalam melindungi keamanan publik di wilayah tersebut. Pernyataan ini pun didukung oleh Wakil Bupati Sragen, Dedy Endriyatno yang turut hadir mewakili Bupati Sragen untuk mendukung kesiagaan yang dilakukan di wilayahnya untuk membantu keamanan dan penanggulangan terorisme di wilayah Jawa Tengah.
Kegiatan ini juga memberikan gambaran perkembangan terorisme terkini di Indonesia. Paparan terkait ini disampaikan oleh AKBP Zamri, anggota satgas penindakan BNPT, didampingi Danrem 074/Warastratama Kolonel Inf Maruli Simanjuntak serta Kasubdit Kesiapsiagaan Kol. Inf. Darmanto.
Dalam kegiatan ini, Deputi II BNPT juga meninjau langsung kesiapsiagaan alat dan kendaraan tempur milik ketiga pasukan tersebut. Hasil dari kegiatan peninjauan kesiagaan peralatan dan perlengkapan anti teror dinyatakan oleh Deputi II cukup memadai.
Dalam arahannya, Irjen Pol Arief Dharmawan menegaskan pentinya menjaga sinergitas antar satuan. “Kurangnya sinergi antar satuan merupakan hal fatal dalam penanggulangan terorisme. Ini wilayah kita, mari kita tingkatkan koordinasi dan sinergi karena negara membutuhkan kita”.