Samarinda – Masuknya paham kekerasan radikal terorisme ditengarai sebagai salah satu imbas dari semakin terkikisnya nilai-nilai seni dan budaya yang ada pada masyarakat. Hal ini mengakibatkan hilangnya harmonisasi dan hilangnya kecintaan masyarakat terhadap budaya luhur serta kearifan lokal yang ada. Dalam kondisi ini, radikalisme dan terorisme sangat mudah masuk dan berkembang.
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyadari betul hal ini, karenanya hari ini, Rabu (21/09/16) BNPT melalui Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Kalimantan Timur mengadakan dialog dengan tema “Pelibatan Masyarakat Dalam Mencegah Paham Radikal-Terorisme Melalui Perspektif Sosial Budaya” di Kalimantan Timur.
“71 tahun lalu Indonesia merdeka dengan bermodalkan semangat juang para anak bangsa. Di dunia ada 4 budaya yang sangat penting, pertama budaya Timur Tengah, budaya Colombus, budaya Cengho, dan budaya Nusantara. Kebersamaan itulah yang menjadi modal penting dalam menjalin harmoni di Indonesia”, ujar H. M . Joes Sutomo Pembina 5 Forum Kalimantan Timur.
Hal senada juga diungkapkan PLT Kasubdit Kewaspadaan dan Kontra Propaganda BNPT RI Letnan Kolonel Pas Drs. Sujatmiko. Beliau mengimbau agar seluruh masyarakat terus menjaga harmonisasi antar suku, ras, dan agama agar terciptanya perdamaian. “Jangan jadikan agama sebagai sumber perpecahan, tapi jadikan agama sebagai pandu bangsa ini dengan diikat sebuah harmoni kebangsaan dan jauh dari paham radikal terorisme”.