Bogor – Ditunjuknya Irjen Tito Karnavian sebagai kepala Badan Nasional Penanggulangan Teorisme (BNPT) menggantikan Komjen Pol Dr. Saud Usman Nasution, S.H, M.H disambut baik oleh keluarga besar BNPT. Saud Usman bahkan menyatakan sudah sejak lama yakin bahwa Irjen Tito akan kembali ke BNPT, menangani perkara terorisme yang memang menjadi keahliannya.
Bagi BNPT, nama Irjen Tito Karnavian tentu sudah tidak asing lagi. Mantan Kapolda Papua ini sebelumnya sudah pernah menjabat sebagai deputi II bidang Penindakan dan Pembinaan Kemampuan di BNPT, karenanya dalam pidato pisah sambut siang tadi, Rabu 16 Maret 2016, Komjen Saud menyatakan Irjen Tito kini telah kembali ke rumah.
“Selamat datang kembali di rumah, pak Tito,” ungkapnya.
Dalam kesempatan itu Komjen Saud juga menegaskan keyakinannya bahwa Irjen Tito mampu mengatasi beberapa hal yang membebani BNPT, seperti masalah perkantoran dan juga anggaran yang dirasa belum cukup memadai. Menanggapi hal ini, kepala BNPT yang baru itu menyatakan kesiapannya untuk membawa BNPT menjadi lebih baik.
Khusus untuk perihal perkantoran, ia mengaku telah ditawari gubernur Jakarta, Ahok. “Pak Ahok sudah menawari gedung di dua lokasi berbeda di Jakarta. Saya juga sudah meninjau keduanya. Nanti kita bahasa lebih rinci lagi,” jelasnya.
Naiknya Tito Karnavian sebagai kepala BNPT otomatis menjadikannya sebagai pemiliki bintang 3 termuda. Sebelumnya ia juga menyandang gelar termuda untuk ‘kategori’ penyandang bintang 2, yakni saat dirinya dipercaya menjadi kapolda Papua. Deretan prestasi gemilang telah mengangkat nama Tito Karnavian sebagai sosok yang sangat diperhitungkan di negeri ini.
Nama Tito Karnavian mulai muncul dan menjadi perbincangan hangat publik ketika ia memimpin Tim Kobra membekuk Hutomo Mandala Putra alias Tommy, putra mantan Presiden Soeharto, yang menjadi dalang dibalik pembunuhan terhadap Ketua Muda Bidang Hukum Pidana Mahkamah Agung (MA), Syafiuddin Kartasasmita (60) pada tahun 2001 lalu. Atas keberhasilannya itu ia diberi kenaikan pangkat menjadi ajun komisaris besar polisi (AKBP).
Pada 2005 namanya kembali mencuat saat bersama-sama dengan tim Densus 88 ia berhasil melumpuhkan salah satu gembong teroris Dr. Azhari dan kelompoknya di Batu, Malang. Ia pun diganjar dengan kenaikan pangkat luar biasa menjadi Komisaris besar polisi.