Sukabumi – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI) menjadikan Desa Kebonpedes di Kabupaten Sukabumi menjadi salah satu dari lima desa siap siaga terorisme yang ada di Indonesia. Peresmian itu dilakukan di Bale Sawala, Desa Kebonpedes, Kecamatan Kebonpedes, Kabupaten Sukabumi Jawa Barat pada Minggu (13/8/2023).
Dalam pelaksanaan desa siap siaga terorisme ini, BNPT mengerahkan tim penggerak untuk mencegah adanya tindak pidana terorisme. Kegiatan tersebut dilaksanakan Kasubdit Kesiapsiagaan dan Pegendalian Krisis BNPT RI, Kolonel Inf, Indra Gunawan mengatakan, program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mengantisipasi dari tindakan terorisme.
“Kegiatan ini adalah dari BNPT, yang intinya bagaimana meningkatkan kesadaran masayarakat terhadap pencegahan terorisme. Bukan berarti Desa Kebonpedes ini, banyak teroris atau menjadi pergerakan teroris. Tetapi ini sampling untuk kita jadikan pilot project. Semoga berhasil, sehingga ke depannya bisa dikembangkan, kita replikasi di wilayah desa yang lainnya,” kata Indra.
Dalam pembentukan desa siap siaga terorisme, nantinya pihaknya akan melakukan intervensi dan menentukan enebler atau penggerak desa yang harapannya penggerak desa ini, mampu menyampaiakan materi yang disampaikan kepada seluruh keluarga atau masyarakat.
“Materi yang kita sampaikan adalah yang pertama bijaknya bermedia sosial. Karena kita ketahui bersama medsos saat ini sangat cepat sekali dalam proses perkembangannya,” ujarnya.
Pihak BNPT juga akan melibatkan eks napi terorisme untuk menceritalan perjalanan hidupnya ketika berkecimpung di dunia terorisme hingga akhirnya bisa kembali ke ideologi nasionalisme dan setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Menurutnya hal itu perlu disampaikan untuk mengedukasi masyarakat agar tak terjerumus kepada ideologi radikal.
“Nah, kedua adalah story telling. Jadi kita menghadirkan mitra diradikalisasi. Ini adalah eks napiter yang beliau mempunyai pengalaman di perjalanan hidupnya sebagai perekrut, pendiri organisasi terorisme termuka, baik JAT maupun JAD,” tutur Indra.