Kendari, – Deputi I bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Abdul Rahman Kadir, menyebut potensi radikal terorisme belum padam dalam waktu dekat. Meski demikian dia meminta masyarakat tidak panik dalam menghadapinya.
“Bersama sama kita hadapi segala bentuk ancaman dari kelompok radikal terorisme, meski dari tahun ke tahun dinamika, pola, modus, dan gerakan kelompok radikal terorisme semakin berkembang,” kata Rahman saat menyampaikan sambutan dalam pembukaan kegiatan Literasi Media sebagai Upaya Cegah Tangkal Radikalisme dan Terorisme di Kendari, Sulawesi Tenggara, Kamis (9/3/2017).
Keberadaan internet, lanjut Abdul, saat ini bahkan sudah dimanfaatkan juga oleh kelompok pelaku terorisme dalam menjalankan aksinya. Tidak sebatas pada menyebarluaskan dampak atas aksi yang dilakukannya, internet juga dijadikan sarana dalam pembelajaran dan perekrutan calon pelaku.
“Kasus Dian Novi (yang ditangkap di Bekasi) menjadi contoh terbaru. Bagaimana perempuan yang dulu hanya simpatisan, bisa direkrut menjadi calon pelaku, dan itu terjadi dalam waktu singkat dengan komunikasi melalui jaringan internet. Oleh karena itu, mari bersama-sama kita kedepankan kewaspadaan,” jelas Rahman.
Pemanfaatan internet oleh kelompok pelaku terorisme, masih kata Rahman, juga tampak dari makin maraknya peredaran berita bohong atau hoax. Karena alasan itulah BNPT menggelar kegiatan literasi media.
“Melalui kegiatan ini masyarakat kita harapkan bisa membedakan mana berita bohong dan tidak bohong, dan akan kita ajarkan untuk tidak mudah menyebarluaskan berita bohong. Dengan demikian penyebarluasan paham radikal terorisme kita harapkan bisa ditekan,” pungkas Rahman.
Kegiatan Literasi Media sebagai Upaya Cegah Tangkal Radikalisme dan Terorisme, dilaksanakan BNPT dengan menggandeng 32 Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme di seluruh Indonesia. Selain diisi dengan kegiatan dialog, metode lain yang dijalankan adalah visit media dan menggelar lomba karya jurnalistik bertemakan kearifan lokal. [shk]