Ternate – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bersama Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Maluku Utara menginisiasi kegiatan pelibatan perempuan dalam pencegahan terorisme dengan menggandeng seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama dalam pencegahan faham radikalisme dan terorisme, khususnya tokoh-tokoh perempuan se-Kota Ternate.
Kegiatan berlangsung di Hotel Dafam tanggal 02 Mei hari ini dengan jumlah peserta 120 yang terdiri dari tokoh perempuan dari berbagai komunitas dan organisasi. Acara dimulai dari pukul 09.00 s.d 16.00 waktu setempat dengan metode dialog. Narasumber yang hadir adalah Kol. Czi. Rahmad Suhendro (Kasubdit Pengamanan Lingkunan BNPT), Siti Hanifah dan Ghofur yang masing-masing dari The Asian Moslem Action Network (AMAN) serta Tokoh Perempuan dari Kota Ternate.
“Aksi terorisme di Indonesia hingga dunia internasional menunjukkan bahwa perempuan mulai mengambil peran strategis bahkan menjadi pelaku bom bunuh diri. Seperti yang terjadi pada aksi bom bunuh diri di Surabaya yang dilakukan oleh satu keluarga termasuk seorang isteri pelaku hingga bom di Sri Langka yang masih hangat di berbagai pemberitaan, perempuan turut terlibat dalam aksi yang menewaskan ratusan orang dalam perayaan Paska setempat” jelas Rahmad Suhendro Kasubdit Pengamanan Lingkunan BNPT.
Perwira TNI AD ini mengutif hasil penelitian Institute for Policy Analysis of Conflict (IPAC) tahun 2017 bahwa perempuan Indonesia mulai mengambil peran dalam tindak ekstrimisme dan radikalisme, bahkan beberapa dari mereka ingin menjadi pelaku bom bunuh diri. Fenomena ini muncul setelah dua perempuan ditangkap pada Desember 2016 karena diduga berafiliasi dengan Islamic State Islam of Irak and Suriah (ISIS) dan bersedia menjadi pelaku bom bunuh diri. Mereka adalah Dian Yulia Novi dan Ika Puspitasari, keduanya mantan buruh migran dari Hongkong.
Keluraga merupakan sekolah pertama penanaman nilai moral dan karakter yang merupakan peran utama sorang Ibu atau perempuan sehingga peranan perempuan sangat dibutuhkan dalam penanaman nilai kebangsaan, wawasan keagamaan dan kearifan local menjadi sangat efektif sebagai filter dalam menangkal penyebaran faham radikalisme dan terorisme, jelas Rahmad.
Selain itu, Ketua FKPT Maluku Utara Drs, syamsuddin A. Kadir juga menyampaikan bahwa perempuan diharapkan menjadi mediator, fasilitator, motivator dan kami sebut sebagai “perempuan agen perdamaian” dalam pencegahan faham radikalisme dan terorisme di lingkungan keluarga dan masyarakat umum.
Sedangkan Aisyah Bafagih selaku Kapala Bidang Perempuan FKPT Maluku Utara menambahkan bahwa tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatnya daya tangkal perempuan dalam pencegahan faham radikalisme dan terorisme. Oleh sebab itu, lewat kegiatan ini kami bekali para tokoh perempuan sekaligus peserta mengenai langka-langka pencegahan dini faham yang meresahkan masyarakat tersebut.
“untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas kegiatan kami menghadirkan narasumber yang kompeten dibidangnya masing-masing diantaranya adalah Kol. Czi. Rahmad Suhendro (Kasubdit Pengamanan Lingkunan BNPT), Siti Hanifah dan Ghofur yang masing-masing dari The Asian Moslem Action Network (AMAN).